CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.466.000   -11.000   -0,74%
  • USD/IDR 15.859   -71,00   -0,45%
  • IDX 7.244   -64,64   -0,88%
  • KOMPAS100 1.108   -9,68   -0,87%
  • LQ45 880   -6,43   -0,73%
  • ISSI 219   -2,00   -0,91%
  • IDX30 450   -3,62   -0,80%
  • IDXHIDIV20 541   -5,06   -0,93%
  • IDX80 127   -1,22   -0,95%
  • IDXV30 136   -1,72   -1,25%
  • IDXQ30 150   -1,26   -0,84%

Harga Minyak Sawit Semakin Menuju Langit


Selasa, 10 Juni 2008 / 17:02 WIB


Sumber: KONTAN | Editor: Test Test

KUALA LUMPUR. Harga minyak goreng semakin panas. Harga kontrak minyak sawit atau crude palm oil (CPO) untuk pengiriman Agustus 2007, yang menjadi patokan di Malaysia Derivatives Exchange, Selasa (29/5), mencetak rekor baru di RM 2.582 per ton atau US$ 763 per ton pada akhir sesi perdagangan pertama. Meski akhirnya kontrak tersebut ditutup di level RM 2.538 per ton atau US$ 736,02 per ton, sepanjang tahun 2007 harga CPO sudah naik 30%.

Dorab Mistry, Direktur pada Godrej International Limited yang merupakan analis CPO paling kondang, memperkirakan harga CPO akan terus naik karena permintaan yang kuat dan semakin menipisnya suplai CPO dunia. "Kontrak CPO untuk 3 bulan ke depan akan mencapai RM 2.600 hingga RM 2.700 per ton dalam waktu dekat," ujar Mistry, sebagaimana dikutip Dow Jones Newswires, Selasa (29/5).

Para pialang di pasar pun sepakat dengan Mistry. "Perkiraan Mistry masuk akal. Memang permintaan asing terhadap CPO sangat besar dan produksi maupun suplainya tidak mampu mengikuti," ujar seorang pialang seperti dikutip Reuters. Pialang lainnya mengatakan, perkiraan Mistry itu bagai menyiramkan minyak tanah ke api. Akibatnya, semua pelaku pasar bersaing untuk mendapatkan keuntungan dari CPO.

Selama ini, permintaan CPO yang terbesar datang dari China dan India. Tapi, pekan lalu, seorang pejabat senior pada industri minyak goreng Pakistan mengatakan bahwa negara-negara Asia Tenggara bakal meningkatkan impor minyak goreng mulai Juli 2007. Soalnya, mereka mulai menyiapkan kebutuhan minyak goreng menjelang bulan Ramadan, yang biasanya konsumsinya lebih tinggi dibanding dengan bulan-bulan lainnya. Nah, lonjakan permintaan impor itu akan membuat harga CPO kembali memanas. Apalagi, tingkat produksi para produsen CPO utama terus merosot.

Salah satu produsen CPO dan minyak goreng di Indonesia, PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) juga mengalami penurunan produksi CPO sebesar 13,8% pada kuartal I 2007. Yaitu, dari 223.711 ton pada kuartal I 2006 menjadi 192.844 ton. Tetapi, kelangkaan CPO mendongkrak harga jual CPO AALI sebesar 37,5%, dari Rp 3.340 per kg pada kuartal I 2006 menjadi Rp 4.591 per kg pada kuartal I 2007. Menurut Widya Wiryawan, Direktur Utama AALI, untuk mengantisipasi peningkatan permintaan,aali akan meningkatkan kapasitas pengolahan CPO-nya dengan membangun dua pabrik baru senilai Rp 70 miliar. Pabrik tersebut berkapasitas 90 ton per jam dan bakal selesai pembangunannya pada 2008. Sekadar informasi,aali mengalokasikan belanja modal sebesar Rp 860 miliar untuk tahun 2007 ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×