Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Wahyu T.Rahmawati
Selain batubara, komoditas lain yang harganya diperkirakan kinclong tahun ini adalah nikel. Dus, hal ini akan berdampak positif kepada PT Aneka Tambang Tbk (ANTM).
Analis BRI Danareksa Sekuritas Stefanus Darmagiri memproyeksikan laba bersih ANTM tahun ini akan melonjak 84,6% menjadi Rp 2,1 triliun (dari Rp 1,15 triliun di 2020). Lonjakan laba bersih ini didorong oleh harga nikel yang solid dengan asumsi harga rata-rata nikel yang lebih tinggi sebesar US$ 18.000 per ton serta volume penjualan bijih nikel yang lebih besar.
Selain nikel, kinerja ANTM juga akan didorong oleh moncernya penjualan emas. Meskipun volume penjualan emas di tiga bulan pertama 2021 mencapai 7.411 kg atau sudah 39% dari target, BRI Danareksa Sekuritas memperkirakan masih adanya potensi kenaikan volume penjualan emas. Hal ini mengingat Aneka Tambang mempertahankan target penjualan emas yang cukup konservatif, yakni sebesar 19.000 kg untuk tahun ini.
BRI Danareksa Sekuritas mempertahankan rekomendasi beli saham ANTM dengan target harga yang lebih tinggi, yakni di Rp3.200 (dari sebelumnya Rp 3.000). Namun, risiko utama rekomendasi ini adalah harga nikel global yang lebih rendah.
Baca Juga: Jurus MIND ID selesaikan utang akuisisi Freeport US$ 500 juta jatuh tempo tahun ini
Sementara untuk PT Timah Tbk (TINS), Stefanus mengatakan kondisi cuaca yang mendukung memasuki musim kemarau akan membantu TINS untuk meningkatkan produksi kuartalan di kuartal kedua. “Selain itu, harga timah rafinasi yang solid baru-baru ini akan membantu mendukung laba bersih TINS, yang kami perkirakan akan mencapai Rp 311 miliar,” tulis Stefanus dalam riset, Jumat (7/5).
BRI Danareksa Sekuritas mempertahankan rekomendasi hold saham TINS dengan target harga Rp 1.700. Harga timah yang solid saat ini serta ekspektasi membaiknya kondisi cuaca yang bermuara pada meningkatnya produksi di kuartal mendatang akan membantu TINS dalam membukukan laba yang lebih kuat.
Meskipun demikian, rekomendasi hold terhadap saham TINS masih dipertahankan mengingat kenaikan yang sudah cukup terbatas pada target harga yang dipasang, yakni di level Rp 1.700 per saham.
Baca Juga: MIND ID bukukan laba bersih Rp 1,8 triliun pada tahun 2020
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News