Reporter: Raka Mahesa W | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. PT Surya Eka Perkasa menetapkan harga penjualan saham perdananya senilai Rp 610 per saham. Jika dibandingkan dengan harga indikasi di kisaran teratas yang diungkap dalam masa penawaran (bookbuilding), harga tersebut lebih murah 6,15%. Namun, harga itu lebih tinggi 35,55% dari harga kisaran terbawah.
Kisaran harga indikasi saham Surya Eka Perkasa saat bookbuilding adalah Rp 450 hingga Rp 650 per saham. Sementara penetapan harga saham menurut David Agus, Direktur PT Equator Securities selaku penjamin emisi efek gelaran initial public offering (IPO) Surya Esa Perkasa, didasarkan atas hasil proses pembentukan harga.
Dia menolak menyebutkan berapa price to earning ratio (PER) perseroan pada harga Rp 610 per saham. Namun, “Menggunakan metode discounted cash flow (DCF), discounted factor harga saham itu sekitar 14%-15%,” kata David, Selasa (17/1).
Dengan harga saham sebesar Rp 610 per saham, maka perseroan bisa mengantongi dana sekitar Rp 152,5 miliar. Jumlah dana hasil IPO itu sedikit lebih tinggi dari target perolehan dana yang sempat diungkapkan emiten itu, yaitu Rp 150 miliar.
Sekadar mengingatkan, Surya Eka Perkasa akan melepas sekitar 250 juta saham kepada publik. Perusahaan itu memperkirakan periode penawaran umum saham bisa berlangsung pada akhir Januari nanti. Pengelola Surya Eka Perkasa berharap, pencatatan sahamnya di papan Bursa Efek Indonesia (BEI) bisa terlaksana pada awal bulan Februari 2012.
Surya Esa Perkasa berencana menggunakan sekitar 75% dari perolehan dana segar IPO tersebut untuk menambah kapasitas produksi liquefied petroleum gas (LPG) sebesar 50 metrik ton per hari. Saat ini kapasitas produksi LPG perseroan itu masih sebesar 113 metrik ton per hari.
Namun proses untuk meningkatkan produksi itu baru tuntas pada dua tahun mendatang. Kontribusi dari ekspansi itu baru dirasakan Surya Eka Perkasa pada tahun yang sama. Sedangkan untuk tahun ini, Surya Eka Perkasa hanya mengandalkan kapasitas produksi LPG yang ada yaitu 113 metrik ton per hari.
Selain untuk menambah kapasitas produksi LPG, perseroan juga akan menggunakan sekitar 25% dari hasil IPO, atau sekitar Rp 38,13 miliar, untuk melunasi utang ke Bank UOB. Menurut manajemen Surya Eka Perkasa, total utang perseroan ke Bank UOB berkisar US$ 37 juta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News