Reporter: Namira Daufina | Editor: Adi Wikanto
JAKARTA. Pasokan yang terus mengempis menjadi katalis yang mengangkat harga gas alam. Hal ini salah satunya datang dari dukungan kenaikan permintaan gas alam di musim dingin yang membalut pasar global saat ini.
Mengutip Bloomberg, Jumat (23/12) pukul 18.36 WIB harga gas alam kontrak pengiriman Januari 2017 di New York Mercantile Exchange terangkat 0,73% di level US$ 3,56 per mmbtu dibanding hari sebelumnya.
“Tidak akan mengherankan kalau saat ini kita tinggal menanti kenaikan harga gas alam yang akan terus menerus terjadi,” kata Phil Flynn, Senior Market Analyst Price Futures Group seperti dikutip dari Bloomberg.
Sejalan, 6 dari 12 analis Bloomberg sepakat bahwa kenaikan harga gas alam akan terus berlangsung dan mendekati level puncaknya selama suhu udara rendah masih terus mendominasi pasar di AS dan Eropa. Terbaru, Energy Information Administration (EIA) mencatatkan pasokan gas alam mingguan AS merosot 209 miliar kaki kubik atau turun lebih dalam dibanding pekan sebelumnya yang hanya 147 miliar kaki kubik.
Citi Futures Perspective menambahkan penurunan stok gas alam semakin signifikan sepanjang bulan Desember 2016 ini. Bahkan pasokan yang ada sudah tercatat defisit atau turun jauh dibandingkan dengan levelnya di awal tahun 2016 kemarin. Hal ini baru terjadi lagi setelah dua tahun terakhir.
“Hanya saja sekarang ada risiko yang signifikan, karena diperkirakan suhu dingin yang menyengat akan sedikit terkikis dan jika tidak segera berubah menjadi dingin yang ekstrem lagi, harga gas alam bisa terpapar koreksi,” tambah Flynn. Namun selama pasokan masih terus mengempis, nampaknya koreksi harga gas alam masih belum akan terjadi dalam jangka pendek.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News