Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga emas merosot di akhir pekan ini. Rebound imbal hasil (yield) obligasi AS dan peningkatan mengejutkan pada penjualan ritel September menyebabkan permintaan safe-haven turun.
Harga emas spot turun 1,5% menjadi US$ 1.767,62 per ons troi pada Jumat (15/10). Harga emas spot turun 1,57% dari penutupan perdagangan hari sebelumnya.
Sedangkan harga emas kontrak Desember 2021 di Commodity Exchange ditutup pada US$ 1.7868,30 per ons troi. Harga emas berjangka ini turun 1,7% dalam sehari.
"Emas memiliki segalanya yang menentangnya. Suku bunga riil naik, pasar saham lebih tinggi, begitu juga bitcoin," kata Phillip Streible, kepala strategi pasar Blue Line Futures di Chicago kepada Reuters.
Baca Juga: Harga minyak mencapai level tertinggi dalam tiga tahun terakhir
Penjualan ritel AS secara tak terduga meningkat pada bulan September. Data yang membaik akhirnya mengerek pasar saham dan memperpanjang penurunan harga emas sebagai lindung nilai risiko.
Meningkatkan biaya peluang emas, imbal hasil US Treasury acuan tenor 10-tahun pulih dari level terendah lebih dari satu minggu. Sementara sebagian besar anggota dewan Federal Reserve setuju bahwa bank sentral dapat mulai mengurangi pembelian obligasi bulanan segera bulan depan. Otoritas moneter AS masih terbagi tajam atas inflasi dan rencana untuk mengatasinya.
Baca Juga: Wall Street menghijau, Dow Jones catat kenaikan mingguan terbesar sejak Juni
Investor kemungkinan hanya mengharapkan pengetatan moderat dari bank sentral utama. "Itu seharusnya tidak menyebabkan terlalu banyak masalah bagi emas karena investor melakukan lindung nilai terhadap tingkat harga yang tinggi," kata Fawad Razaqzada, analis ThinkMarkets.
Pengurangan stimulus dan kenaikan suku bunga mengangkat imbal hasil obligasi pemerintah. Kenaikan yield US Treasury meningkatkan biaya peluang (opportunity cost) memegang emas batangan yang tidak memberikan imbal hasil.
Baca Juga: Harga emas menguat lebih dari 2% dalam sepekan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News