kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga emas tembus US$ 2.000 per ons troi, waspadai profit taking


Rabu, 05 Agustus 2020 / 18:25 WIB
Harga emas tembus US$ 2.000 per ons troi, waspadai profit taking
ILUSTRASI. Harga emas diperkirakan masih akan naik, meskipun sewaktu-waktu bisa terancam koreksi karena profit taking.


Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga emas tembus level US$ 2.000 per ons troi, investor bisa memilih beberapa langkah untuk mengatur portofolio emas agar tetap cuan di masa pandemi. Apalagi, tren harga emas diperkirakan masih akan naik, meskipun sewaktu-waktu bisa terancam koreksi karena aksi profit taking.

Mengutip Bloomberg pada Rabu (5/8) pukul 17.12 WIB, harga emas di pasat spot ada di level US$ 2.040,33 per ons troi alias menguat 1,05%. Sementara harga emas berjangka Comex untuk pengiriman Desember 2020 naik 1,76% ke level US$ 2.056,50 per ons troi.

Business Manager Indosukses Futures Suluh Adil Wicaksono menilai, spekulasi pelaku pasar terkait kesempatan menggiring harga emas ke level tertinggi masih akan berlangsung hingga akhir tahun ini. "Level psikologis US$ 2.000 per ons troi akan menjadi support hari ini, sedangkan resistance berikutnya di US$ 2.168 per ons troi. Itu sekaligus jadi rentang harga emas di sisa tahun ini," ujar Suluh kepada Kontan.co.id, Rabu (5/8). 

Baca Juga: Rekor, harga emas masih ditopang sejumlah katalis positif

Suluh mengatakan sinyal kenaikan harga emas sudah muncul sejak sesi perdagangan Amerika Serikat (AS) semalam dan dilanjutkan di sesi Asia pada Rabu pagi (5/8) ini. Kenaikan tersebut disebabkan oleh beberapa hal salah satunya stimulus fiskal dari Federal Reserve (The Fed) yang semakin jelas. 

Di samping itu, kasus Covid-19 di AS dan global masih terus mencatatkan penambahan. Sentimen yang tengah hangat yakni ledakan yang terjadi di Beirut, Lebanon yang belum diketahui pasti penyebabnya. 

Ke depan, Suluh memaparkan beberapa sentimen yang perlu menjadi perhatian seperti tren suku bunga rendah yang disertai dengan kucuran stimulus dari The Fed dan bank sentral dunia lainnya bakal menjadi sentimen positif bagi kenaikan harga emas. Begitu juga dengan tingginya kasus Covid-19 yang disertai spekulasi bakal membawa emas ke harga tertingginya. 

Baca Juga: Siap-siap, harga emas spot berpotensi menyentuh US$ 2.200 per ons troi

Selain itu, kurs dolar AS yang akhir pekan ini sangat bergantung pada data non farm payroll di AS. Tingkat pengangguran AS juga akan menggerakkan dolar AS dan berpotensi mempengaruhi pergerakan harga emas spot. "Kenaikan emas spot sepanjang tahun ini sudah 37%, jadi waspadai juga profit taking," tambahnya. 

Meskipun begitu, Suluh menekankan bahwa emas selalu layak untuk dikoleksi, apalagi jika dibandingkan dengan saham yang merupakan aset dengan risiko tinggi. Prediksinya, jika sampai terjadi resesi, emas dan obligasi (long term) dan dolar AS bakal menarik untuk dimiliki. 

Suluh pun cenderung untuk membeli dolar AS yang saat ini diposisi rendah. Bagi yang memiliki emas fisik, Suluh menilai sekarang jadi waktu yang tepat untuk ambil untuk atau profit taking, sedangkan untuk emas spot atau emas berjangka bisa langsung masuk atau menunggu hingga ke level support US$ 2.000 per ons troi. 

"Baiknya sih memang buy on weakness untuk emas spot, atau buy saat ada potensi naik. Spot market lebih dinamis, saat naik beli, saat turun bisa jual. Sedangkan emas fisik, buyback sedang bagus dengan harga jual emas Antam yang tinggi," kata Suluh.

Baca Juga: Setelah rilis data PDB, IHSG berpeluang naik lagi pada Kamis (6/8)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×