Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga emas menguat lagi di awal perdagangan hari ini setelah kemarin naik tipis. Selasa (25/4) pukul 6.40 WIB, harga emas spot menguat 0,31% ke US$ 1.995,36 per ons troi.
Harga emas kemarin menguat 0,30% setelah melorot 1,08% pada Jumat (21/4). Sejalan, harga emas kontrak Juni 2023 di Commodity Exchange pagi ini menguat 0,26% ke US$ 2.005,10 per ons troi setelah kemarin menguat 0,47% dan merosot 1,42% pada Jumat lalu.
Emas menguat dibantu oleh pelemahan nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS), meskipun harga terjebak dalam kisaran ketat. Pelaku pasar mengalihkan perhatian mereka ke data ekonomi minggu ini yang dapat mempengaruhi keputusan kebijakan Federal Reserve AS selanjutnya pada 2-3 Mei 2023.
Harga emas yang kemarin turun di awal perdagangan berubah positif setelah laporan Federal Reserve Dallas menunjukkan aktivitas manufaktur di Texas berkontraksi pada bulan April. Data manufaktur menyoroti korban ekonomi dari siklus pengetatan suku bunga Fed.
Baca Juga: Harga Emas Antam dan UBS Hari Ini (25/4) di Pegadaian Stagnan
"Pasar menunggu data ekonomi berikutnya yang berpotensi mengguncangnya ke satu arah atau yang lain," kata David Meger, direktur perdagangan logam di High Ridge Futures kepada Reuters.
Dolar AS melemah 0,5%, membuat emas batangan dengan harga greenback lebih menarik bagi pembeli dalam mata uang lain.
Harga emas turun di bawah US$ 2.000 minggu lalu karena pernyataan hawkish pejabat Fed dan setelah survei menunjukkan aktivitas bisnis AS dan zona euro meningkat pesat pada bulan April.
Pasar sekarang mengharapkan peluang 91% dari kenaikan Fed 25 basis poin pada pertemuan kebijakan 2-3 Mei, menurut CME FedWatch. Suku bunga yang lebih tinggi meningkatkan biaya peluang memegang emas yang tidak menghasilkan.
Baca Juga: Nasdaq Turun Saat 2 Indeks Wall Street Naik Jelang Rilis Kinerja Emiten Teknologi
"Meskipun akan membutuhkan katalis baru untuk melihat harga kembali di atas US$ 2.000 per ons, emas tidak mungkin turun di bawah US$ 1.950 dalam waktu dekat," tulis analis Kinesis Money Rupert Rowling dalam sebuah catatan.
Investor menunggu pengukur inflasi utama yang disukai Fed, indeks pengeluaran konsumsi pribadi inti atau personal consumption expenditures (PCE), serta tingkat pertumbuhan kuartalan PDB AS, yang akan dirilis minggu ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News