kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Nasdaq Turun Saat 2 Indeks Wall Street Naik Jelang Rilis Kinerja Emiten Teknologi


Selasa, 25 April 2023 / 04:18 WIB
Nasdaq Turun Saat 2 Indeks Wall Street Naik Jelang Rilis Kinerja Emiten Teknologi
ILUSTRASI. Nasdaq Composite ditutup lebih rendah pada hari Senin (24/4) saat S&P 500 dan Dow Jones Industrial Average menguat.


Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nasdaq Composite ditutup lebih rendah pada hari Senin (24/4) saat S&P 500 dan Dow Jones Industrial Average menguat. Tekanan berasal dari saham-saham megacaps karena investor menunggu rilis kinerja keuangan dari perusahaan teknologi besar seperti Microsoft. Sementara harga saham Tesla jatuh di tengah kekhawatiran tentang rencana pengeluarannya.

Senin (24/4), Dow Jones Industrial Average naik 66,44 poin atau 0,2% menjadi 33.875,4. Indeks S&P 500 naik 3,52 poin atau 0,09% menjadi 4.137,04. Nasdaq Composite turun 35,25 poin atau 0,29% menjadi 12.037,20.

Harga saham Tesla Inc ditutup turun 1,5% setelah produsen mobil listrik ini menaikkan perkiraan belanja modal 2023 untuk meningkatkan produksi. Penurunan harga saham Tesla menjadi pemberat terbesar kedua pada benchmark S&P 500 di belakang Microsoft Corp.

Harga saham Microsoft yang naik lebih dari 17% sepanjang tahun ini, berada di bawah tekanan pada hari Senin karena investor tampak cemas menanti pengumuman laba, yang akan dirilis pada hari Selasa. Laggard kelas berat lainnya adalah Amazon.com Inc, yang siap melaporkan kinerja keuangan minggu ini bersama dengan Alphabet Inc dan Meta Platforms Inc.

Baca Juga: Indeks Wall Street Naik Tipis, Investor Tunggu Kinerja Emiten Megacap

Reli di saham-saham teknologi telah mendukung Wall Street tahun ini, sehingga investor khawatir apakah kenaikan dapat berlanjut mengingat prospek ekonomi yang suram.

"Orang-orang sedikit ragu bahwa kinerja yang lebih baik mungkin tidak berlanjut di musim pendapatan, yang sejauh ini sedikit lebih baik dari yang diharapkan," kata Randy Frederick, direktur pelaksana, perdagangan dan derivatif di Charles Schwab di Austin, Texas kepada Reuters.

Frederick juga menunjukkan kecemasan tentang data ekonomi yang akan datang seperti pertumbuhan ekonomi kuartal pertama dan pembacaan inflasi.

Di antara 11 sektor utama S&P 500, sektor energi memimpin dengan kenaikan 1,5%. Sedangkan teknologi adalah yang terlemah, turun 0,4%.

Michael James, direktur pelaksana perdagangan ekuitas di Wedbush Securities di Los Angeles mengatakan, indeks semikonduktor Philadelphia, yang ditutup turun 0,5%, kemungkinan berkinerja buruk karena meningkatnya ketegangan global dengan China.

Baca Juga: Bursa Saham Asia Bergerak Tipis Hari Ini (24/4) di Periode Laporan Keuangan Emiten

Wall Street sebagian besar tetap stabil selama awal musim pendapatan karena hasil yang lebih kuat daripada perkiraan dari bank-bank besar. Kinerja bank-bank besar menghilangkan kekhawatiran tentang penularan dari krisis perbankan regional pada bulan Maret.

Dari 90 perusahaan S&P 500 yang telah melaporkan hasil kuartal pertama sejauh ini, hampir 77% telah melampaui perkiraan analis. Persentase tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata 66%, sesuai data Refinitiv IBES.

Pembacaan awal PDB AS kuartal pertama, indeks pengeluaran konsumen pribadi (PCE) untuk bulan Maret, dan kepercayaan konsumen April adalah beberapa data yang dijadwalkan untuk dirilis minggu ini.

Data yang bervariasi di pekan lalu memperkuat taruhan kenaikan suku bunga 25 basis poin oleh Federal Reserve pada 2-3 Mei. Para trader pasar uang memperkirakan peluang 92% dari langkah kenaikan suku bunga 25 bps, menurut alat Fedwatch CME Group. Sejumlah pejabat The Fed mengatakan dalam seminggu terakhir bahwa bank sentral memiliki lebih banyak pekerjaan yang harus dilakukan untuk menurunkan inflasi.

Baca Juga: Wall Street Ditutup Naik Tipis Jelang Banjir Laporan Kinerja di Pekan Depan

Imbal hasil Treasury AS melemah menyusul tanda-tanda perlambatan inflasi dan aktivitas ekonomi baru-baru ini. Di sisi lain, investor tampak semakin khawatir tentang kebuntuan pengeluaran pemerintah dan potensi Amerika Serikat untuk mencapai batas utangnya lebih cepat dari yang diharapkan. Ketua Dewan Perwakilan AS Kevin McCarthy mengatakan DPR akan memberikan suara pada tagihan pengeluaran dan utangnya minggu ini.

Harga saham Amazon turun 0,7% sementara Meta memangkas penurunan sebelumnya menjadi hanya 0,04% saat tutup pasar. Harga saham Alphabet, induk usaha Google naik 0,5%. AT&T Inc, yang melaporkan hasil mengecewakan pada hari Kamis, memperdalam kerugian minggu lalu dengan penurunan 3,8% pada hari Senin.

Di saham kapitalisasi kecil, saham peritel perlengkapan rumah tangga Bed Bath & Beyond anjlok 35,7% menjadi US$ 0,19 setelah menyatakan bangkrut pada hari Minggu. Saingan ritel termasuk Target Corp dan Walmart Inc masing-masing naik 1,1% dan 0,7% pada hari Senin.

Setelah ditutup naik 12,2%, harga saham First Republic Bank melemah dalam perdagangan setelah tutup pasar. Penurunan ini terjadi menyusul laporan triwulanan bank regional yang diawasi ketat, yang menunjukkan simpanannya turun 41% pada kuartal pertama. Harga saham First Republic turun hampir 87% sejak awal tahun karena krisis perbankan AS membuat investor keluar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×