Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto
Namun, analis tersebut mencatat adanya risiko, seperti harga emas yang tidak menguntungkan dan ketidakpastian geopolitik.
Pelaku pasar sendiri memperkirakan The Fed atau bank sentral AS akan menurunkan suku bunga lebih cepat dari perkiraan pasar tahun depan.
Lebih rendahnya imbal hasil obligasi pemerintah AS tahun depan akan memberikan dorongan terhadap permintaan emas.
Untuk diketahui, Antam mencatat pertumbuhan kinerja hingga kuartal III-2023. Anggota holding PT Mineral Industri Indonesia (MIND ID) ini membukukan laba periode berjalan pada sebesar Rp2,85 triliun.
Laba ANTM ini tumbuh 8% dibandingkan periode sama tahun 2022 yang sebesar Rp2,63 triliun.
Capaian kinerja Keuangan ANTM yang positif juga tercermin dari capaian Earnings Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization (EBITDA) sebesar Rp 5,40 triliun.
Baca Juga: Intip Rekomendasi Saham yang Menarik di Tengah Sentimen Kenaikan Harga Emas Dunia
Pada periode sembilan bulan pertama 2023, capaian laba kotor tercatat sebesar Rp 6,10 triliun, tumbuh 2% dari capaian laba kotor pada periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 5,99 triliun.
Per kuartal III-2023, ANTM membukukan pendapatan senilai Rp 30,8 triliun merosot 8,26% dari pendapatan di periode yang sama tahun lalu yang mencapai Rp 33,68 triliun.
Syarif Faisal Alkadrie, Corporate Secretary Aneka Tambang mengungkapkan, kontribusi dominan pendapatan ANTM berasal dari penjualan bersih domestik yang mencapai Rp 26,69 triliun atau setara 86% dari total penjualan bersih.
Hal tersebut sejalan dengan strategi ANTM untuk mengembangkan basis pelanggan di dalam negeri pada produk-produk emas, bijih nikel dan bauksit.
Pada perdagangan hari ini, saham ANTM naik 1,23% ke level 1.640,00.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News