kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.303.000   7.000   0,30%
  • USD/IDR 16.584   -33,00   -0,20%
  • IDX 8.251   84,91   1,04%
  • KOMPAS100 1.131   14,37   1,29%
  • LQ45 800   15,27   1,95%
  • ISSI 291   1,34   0,46%
  • IDX30 418   7,16   1,74%
  • IDXHIDIV20 473   8,42   1,81%
  • IDX80 125   1,66   1,35%
  • IDXV30 134   1,28   0,97%
  • IDXQ30 131   2,43   1,89%

Harga Emas Cetak Rekor Tertinggi, Saham Emiten Emas Rawan Koreksi


Kamis, 09 Oktober 2025 / 18:48 WIB
Harga Emas Cetak Rekor Tertinggi, Saham Emiten Emas Rawan Koreksi
ILUSTRASI. Rekomendasi saham dan proyeksi emiten emas di saat harga emas global cetak rekor


Reporter: Dimas Andi | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga emas yang terus-menerus mencetak rekor tertinggi sepanjang masa di atas kertas turut memoles harga saham emiten-emiten produsen emas. Namun begitu, risiko koreksi harga saham emiten emas tetap ada, baik karena faktor teknikal maupun fundamental.

Mengutip Trading Economics, harga emas dunia berada di level US$ 4.040,69 per ons troi pada Kamis (9/10/2025) pukul 17.55 WIB atau melemah tipis 0,05% dari hari sebelumnya. Dalam sebulan terakhir, harga emas menguat 10,95%.

Bersamaan dengan itu, sejumlah harga saham emiten produsen emas turut mengalami koreksi. Misalnya, saham PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) anjlok 3,30% ke level Rp 3.220 per saham pada Kamis (9/10/2025).

Penurunan juga terjadi pada harga saham PT Archi Indonesia Tbk (ARCI) sebesar 3,95% ke level Rp 1.095 per saham. Harga saham PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA) juga ikut melemah 3,64% ke level Rp 1.060 per saham. 

Baca Juga: Cadangan Bijih Emas Merdeka Gold (EMAS) Meningkat Jadi 4,8 Juta Ons

Saham PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) turut menurun 1,05% ke level Rp 945 per saham. Begitu pula dengan saham PT J Resources Asia Pasifik Tbk (PSAB) yang menyusut 4,84% ke level Rp 590 per saham. 

Harga saham PT Merdeka Gold Resources Tbk (EMAS) ikut melemah 3,36% ke level Rp 4.310 per saham. Nah, sebaliknya, saham PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) masih mampu melanjutkan penguatan 0,88% ke level Rp 2.300 per saham.

Sehari sebelumnya, harga saham emiten emas terbang seiring komoditas tersebut yang berhasil menembus level US$ 4.000 per ons troi.

Contohnya, harga saham ARCI melesat 10,14%, HRTA tumbuh 7,84%, ANTM naik 6,05%, PSAB terkerek 5,98%, serta EMAS dan MDKA masing-masing meningkat 2,53% dan 1,79%.

Research Analyst Bumiputera Sekuritas Muhammad Thoriq Fadilla menilai, pergerakan harga saham produsen emas sebenarnya tidak selalu dipengaruhi oleh harga komoditas emas itu sendiri. Dalam beberapa momen, harga saham emiten emas mengalami tekanan akibat aksi jual investor asing. 

Thoriq juga melihat, pergerakan harga saham emiten emas mulai terasa berat. Hal ini terlihat dari beberapa emiten yang pergerakan harga sahamnya cenderung stagnan.

“Ini wajar karena setelah mengalami kenaikan signifikan, pelaku pasar biasanya melakukan aksi ambil untung untuk mengamankan modalnya,” ujar dia, Kamis (9/10/2025).

Baca Juga: Harga Emas Dekati Rekor Baru, Saham Pertambangan Emas Bergerak Variatif Jumat (3/10)

Sebagai gambaran, harga saham ANTM dan MDKA masing-masing terkoreksi 10,80% dan 12,88% dalam sebulan terakhir. Padahal, pada periode yang sama, harga emas dunia mengalami lonjakan signifikan hingga 10,95%.

Investment Analyst Infovesta Utama Ekky Topan menambahkan, kenaikan harga saham emiten emas biasanya sudah mendahului harga emas global. Sebab, para pelaku pasar sudah lebih dahulu mengekspektasikan tren bullish harga emas sejak beberapa waktu lalu.

Dengan begitu, ketika harga emas menembus level US$ 4.000 per ons troi, sebagian pelaku pasar memilih untuk melakukan profit taking.

“Setelah euforia yang cukup panjang, wajar apabila muncul fase konsolidasi seperti yang terlihat beberapa hari terakhir,” imbuh dia, Kamis (9/10/2025).

Dari sisi fundamental, harga emas yang tinggi jelas menjadi katalis positif bagi kinerja keuangan emiten emas dalam jangka menengah. Sebab, margin keuntungan berpotensi tumbuh, terutama bagi emiten yang memiliki cadangan besar dan efisiensi biaya yang solid.

Namun, tantangan tetap ada, terutama dari sisi biaya produksi yang meningkat. Beberapa emiten emas juga masih bergantung pada bahan baku impor, sehingga berisiko mengalami tekanan selisih kurs yang berujung pada penurunan laba.

Pelemahan kurs rupiah juga menjadi tantangan bagi emiten emas, terutama jika mereka tidak melakukan upaya lindung nilai (hedging) secara optimal.

“Walau demikian, tantangan ini masih wajar, karena secara umum laba perusahaan emas tetap menunjukkan tren kenaikan dari tahun ke tahun, meski biaya produksi dan beban usaha ikut meningkat,” terang Thoriq.

Baca Juga: Merdeka Gold Resources (EMAS) Mulai Penambangan Perdana di Proyek Emas Pani

Sementara dari sisi investasi, Thoriq berpendapat bahwa saham emiten emas dan instrumen berbasis emas memiliki karakteristik yang berbeda. Harga saham produsen emas tampak lebih fluktuatif, tetapi menawarkan potensi capital gain yang lebih besar tanpa harus berhadapan dengan selisih harga jual dan beli seperti emas batangan.

Adapun emas batangan memiliki harga yang cenderung lebih stabil, sehingga cocok bagi investor pemula yang mencari instrumen lindung nilai.

Lantas, peluang investasi di saham emiten emas masih terbuka, terutama jika harga saham bergerak sideways atau berada di level yang wajar. Saham emas yang terlihat bergerak lamban biasanya tetap berpeluang naik secara bertahap jika berkaca dari pergerakan historisnya.

“Namun, investor perlu hati-hati agar tidak masuk ketika harga saham sudah terlalu tinggi karena risiko capital loss akan makin besar,” tutur Thoriq.

Di lain pihak, Ekky menganggap saham produsen emas tetap menarik, apalagi potensi pertumbuhan laba emiten di sektor tersebut dapat lebih besar dibandingkan kenaikan harga emas itu sendiri. Namun, risiko saham emas juga lebih tinggi mengingat saham tersebut sangat sensitif terhadap faktor teknikal dan aksi spekulatif.

“Oleh karena itu, investor sebaiknya fokus pada emiten yang memiliki fundamental kuat, efisiensi tinggi, valuasi masih relatif murah, dan proyek ekspansi yang berkelanjutan,” jelas dia.

 

Untuk saat ini, Ekky memandang MDKA dan PSAB sebagai dua saham emiten emas yang menarik untuk dicermati investor lantaran baru memperlihatkan momentum kenaikan. Harga saham MDKA berpotensi menuju level Rp 3.000 per saham, sedangkan PSAB berpeluang ke level Rp 700 per saham.

Di sisi lain, Thoriq menyebut saham PSAB dan ANTM dapat dicermati oleh investor. Harga saham PSAB ditargetkan dapat ke level Rp 700 per saham, sedangkan stop loss di level Rp 580 per saham.

Sementara itu, saham ANTM ditargetkan ke level Rp 3.600 per saham dan stop loss di level Rp 3.170 per saham.

Selanjutnya: BRI Insurance Kantongi Laba Rp 467 Miliar hingga Kuartal III-2025, Ini Penopangnya

Menarik Dibaca: 6 Manfaat Kolagen untuk Rambut Sehat dan Kuat, Cari Tahu Yuk!

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×