Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga emas Antam masih dalam tren positif. Koreksi belakangan ini hanya menahan harga logam mulia untuk lebih tinggi.
Founder Traderindo Wahyu Tribowo Laksono menjelaskan bahwa pergerakan harga emas Antam cenderung naik lebih kuat daripada emas global. Hal tersebut berkaitan dengan harga emas global dan pergerakan rupiah.
Logikanya, jika dolar Amerika Serikat (AS) melemah maka emas Antam bisa naik seiring kenaikan emas global. Namun, jika dolar AS menguat dan emas global melemah, emas antam tetap bisa naik karena rupiah melemah. Emas antam juga bisa menjadi hedge atau lindung nilai rupiah terhadap dolar AS.
Wahyu menuturkan, sudah menjadi pola setelah tapering atau adanya pengetatan moneter lebih lanjut biasanya terjadi krisis yang memicu bank sentral terutama The Fed untuk kembali menyelamatkan dengan stimulus. Sejatinya pun fiat money akan tergerus inflasi dan emas menjadi pelindungnya.
Wahyu berujar, apabila USD/IDR di atas level Rp 16.000 per dolar AS, maka bisa memicu emas Antam naik terus di atas Rp 1,1 juta per gram hingga Rp 1,2 juta per gram.
Kalaupun USD/IDR di bawah Rp 16.000 dan didukung harga emas global yang melesat, harga emas Antam bisa juga naik di atas Rp 1,1 juta per gram hingga Rp 1,2 juta per gram.
Baca Juga: Ada Profit Taking di Pasar Emas, Harga Bersiap Reli Panjang
Wahyu menilai, rupiah akan cenderung stabil walaupun masih rentan bergerak di atas Rp 15.000 per dolar AS di tahun ini. Mengingat data-data fundamental Indonesia masih konsisten positif dan jauh dari resesi.
"Peluang menguat lebih besar bagi emas fisik karena dua asumsi. Naik karena ikut emas dunia saat dolar AS melemah, atau naik karena didukung pelemahan rupiah saat dolar AS menguat," kata Wahyu kepada Kontan.co.id, Minggu (19/2).
Menurut Wahyu, emas tetap menjadi aset investasi bagian dari diversifikasi portofolio umum. Karena itu, berinvestasi pada emas dinilai tidak akan merugi, entah dimanfaatkan sebagai investasi jangka panjang, tabungan jangka pendek dan menengah, hedging terhadap dolar AS, emas tergolong instrumen investasi aman.
Terlebih, emas termasuk aset yang likuid atau gampang dijual apabila kondisi tak menentu. Aplikasi digital yang menyediakan layanan menabung emas, cicilan emas ataupun gadai emas turut menjaga permintaan emas karena kemudahannya.
Secara kebutuhan, Bank Sentral, Investor institutional, investor ritel, masyarakat umum, semua masih menganggap emas aset penting untuk jangka panjang sebagai safe haven, inflation hedge, ataupun aset investasi.
Saat ini, emas masih dalam fase koreksi karena menguatnya dolar AS. Greenback perkasa didukung oleh sentimen rilis data ekonomi AS yang menunjukkan pemulihan.
Teranyar, Indeks Harga Produsen (IPP) AS meningkat 0,7% secara bulanan pada Januari 2023. Ini rekor tertinggi dalam tujuh bulan dan lebih tinggi dari perkiraan pasar sebesar 0,4%.
Baca Juga: Harga Emas Antam Hari Ini Tetap di Level Rp 1.022.000 Per Gram, Minggu (19/2)
Sebelumnya, tingkat inflasi tahunan di AS turun menjadi 6,4% pada Januari 2023 dari 6,5% pada Desember 2022. Meskipun lebih tinggi dari konsensus perkiraan pasar sebesar 6,2%, namun ini adalah angka terendah sejak Oktober 2021.
Dari situ, data laporan Consumer Price Index (CPI) alias Indeks harga konsumen AS naik 0,5% dibandingkan bulan sebelumnya pada Januari 2023. Ini sudah sejalan dengan perkiraan pasar.
Kendati demikian, Wahyu berpandangan bahwa dolar AS akan berbalik melemah. Sebab, inflasi AS perlahan mereda yang mengindikasikan tidak ada kenaikan suku bunga begitu agresif oleh The Fed.
Data CPI AS menegaskan bahwa Inflasi telah mampu ditangani. Rapat The Fed terakhir juga memberikan angin segar bagi pasar bahwa kenaikan suku bunga bakal lebih lambat.
Indikator penting lainnya bagi pasar keuangan ada pada pasar obligasi AS yang tercermin dari yield US Treasury. Biasanya ini adalah indikator pendahulu bagi arah suku bunga, lalu berkorelasi dengan arah emas.
Kalaupun skenario buruk terjadi, emas tetap akan diuntungkan. Fed misalnya pivot terlalu dini dan berbalik lagi ke skenario inflasi tinggi, sehingga menyebabkan dolar AS alami bearish maka membantu harga emas naik.
Sedangkan, jika langkah pivot The Fed terlambat dan menyebabkan resesi yang jauh lebih gawat, bisa memicu pelarian kapital ke tempat aman. Ini juga akan tetap membantu emas naik sebagai safe haven.
Baca Juga: Harga Emas Spot ke Level US$1.822,75 untuk Penurunan Mingguan Ketiga, Jumat (17/2)
Adapun Wahyu memperkirakan harga emas dunia akan berkisar US$ 1.500 - US$ 2.300 di tahun 2023. Harga emas Antam akan mengikuti pada level Rp 750.000 - Rp 1,3 juta per gram dengan potensi harga buyback sebesar Rp 900 ribu - Rp 1,1 juta per gram.
Mengutip situs Logam Mulia, harga pecahan satu gram emas Antam berada di Rp 1.022.000, (17/2). Harga emas Antam itu tak berubah dari harga yang dicetak pada Sabtu (18/2) yang berada di level Rp 1.022.000 per gram.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News