kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45901,40   8,81   0.99%
  • EMAS1.332.000 0,60%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ada Profit Taking di Pasar Emas, Harga Bersiap Reli Panjang


Minggu, 19 Februari 2023 / 19:58 WIB
Ada Profit Taking di Pasar Emas, Harga Bersiap Reli Panjang
ILUSTRASI. Tekanan harga saat ini hanya menunda kenaikan harga emas yang lebih tinggi.


Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga emas masih dalam jalur kenaikan. Tekanan harga saat ini hanya menunda kenaikan harga emas yang lebih tinggi.

Chief Analist DCFX Futures Lukman Leong mencermati bahwa tekanan pada emas saat ini merupakan dampak penguatan dari dolar Amerika Serikat (AS). Dolar AS menguat karena didukung data-data ekonomi yang solid.

Teranyar, Indeks Harga Produsen (IPP) AS meningkat 0,7% secara bulanan pada Januari 2023. Ini rekor tertinggi dalam tujuh bulan dan lebih tinggi dari perkiraan pasar sebesar 0,4%.

Sebelumnya, tingkat inflasi tahunan di AS turun menjadi 6,4% pada Januari 2023 dari 6,5% pada Desember 2022. Meskipun lebih tinggi dari konsensus perkiraan pasar sebesar 6,2%, namun ini adalah angka terendah sejak Oktober 2021.

Baca Juga: Harga Emas Antam Hari Ini Tetap di Level Rp 1.022.000 Per Gram, Minggu (19/2)

Lukman bilang, penguatan dolar AS memang akan menghambat kenaikan harga emas. Tetapi, penguatan dolar AS yang terdorong oleh beberapa data ekonomi kuat hanya one off situation. 

Penurunan harga emas akhir-akhir ini juga masih dalam batas wajar mengingat reli panjang yang kuat rentan profit taking. Asal tahu, saat ini adalah fase koreksi pertama pada harga emas sejak reli November 2022. 

Menurut Lukman, emas akan berkilau di tahun 2023, utamanya karena ditopang oleh pembelian sejumlah bank sentral dunia. Redanya kenaikan suku bunga menjadi pendorong daya beli ekonomi negara-negara untuk memborong emas.

"Sentimen utama kenaikan emas adalah pada pembelian bank sentral dalam upaya mendiversifikasi cadangan," kata Lukman kepada Kontan.co.id, Minggu (19/2).

Baca Juga: Harga Emas Antam Hari Ini (18/2) di Pegadaian Stagnan, UBS Turun

Bank sentral China menjadi pemborong teratas logam mulia. China bahkan telah mengakumulasi emas dalam 20 tahun terakhir, tapi tidak pernah melaporkan kepemilikan emas secara transparan.

Lukman bilang, China diperkirakan memiliki paling tidak 6.000-10.000 ton emas dibandingkan 2.000 ton yang diakui. Dengan cadangan devisa yang sangat besar, China masih akan membeli emas dalam jumlah besar dalam beberapa tahun ke depan.

Di sisi lain, China terus menurunkan kepemilikan obligasi pemerintah AS dan beralih ke emas. Pembelian emas oleh bank sentral China digenjot karena cadangan devisa yang sangat besar dan rasio kepemilikan emas yang masih kecil.

Perkembangan geopolitik akhir-akhir ini pun mendorong kepemilikan emas. Konflik antara Rusia dan Ukraina misalnya telah berujung pada pembekuan aset bank sentral Rusia. Situasi ini mendorong bank sentral dunia seperti China, Turki hingga Rusia untuk mempercepat proses diversifikasi cadangan devisa mereka.

Menurut Lukman, harga emas masih berpotensi terkoreksi walaupun harga sekarang sudah cukup murah untuk dibeli. Koreksi lanjutan bisa membawa emas ke harga supoort U$ 1.750 per troi ons dan $1800 per troi ons. Sementara, proyeksi harga emas Antam masih tetap sama di Rp 1,2 juta per ons.

"Harga emas global masih berpotensi terkoreksi begitu pula harga emas Antam. Namun ini hanya menunda kenaikan harga emas yang lebih tinggi," imbuh Lukman.

Baca Juga: Menguat di Akhir Pekan, Harga Emas Tetap Melemah di Pekan Ini

Walaupun reli kuat akhir-akhir ini sangat rentan aksi ambil untung (profit taking), hal itu justru akan kembali memicu harga si logam kuning menjadi lebih murah dan menciptakan bargain hunting. Koreksi harga tersebut akan dimanfaatkan untuk aksi borong emas, sehingga bisa membuat harganya merangkak naik.

Hanya saja, jika dibandingkan dengan investasi emas non fisik, maka potensi keuntungan investasi emas fisik Antam kalah menarik. Pasalnya, Lukman bilang, selisih (spread) harga emas Antam sangat besar dengan harga buyback ±10%. Sementara, selisih harga emas non fisik di pasar spot hanya berkisar 0.015%.

Kekurangan emas fisik Antam adalah selisih spread jual beli yg terlalu tinggi mencapai 10%. Artinya walau harga emas sekarang US$ 1.840 per troi ons naik ke US$ 2.000 per troi ons, investor emas fisik Antam tidak akan mendapatkan keuntungan sama sekali.

"Investasi emas non fisik atau kontrak lebih murah bagi investor yang tidak khawatir dan tidak perlu memiliki emas secara fisik," kata Lukman.

Baca Juga: Harga Emas Ditutup Menguat di Akhir Pekan Walau Dolar AS Perkasa

Mengutip situs Logam Mulia, harga pecahan satu gram emas Antam berada di Rp 1.022.000 hari ini, (17/2). Harga emas Antam itu tak berubah dari harga yang dicetak pada Sabtu (18/2) yang berada di level Rp 1.022.000 per gram.

Sementara, emas spot diyakini bisa menembus rekor tertinggi baru di kisaran US$ 2.100-US$ 2.160 di tahun 2023.

Emas pun sudah terlepas dari tekanan suku bunga yang mengikis harganya di sepanjang tahun lalu. Buktinya, emas telah menggeliat kembali sejak awal tahun ini karena The Fed kurang agresivitas.

Kalaupun kenaikan suku bunga masih berlanjut, emas dinilai masih bisa untung. Sebab, emas bakal diburu karena menilai sifatnya sebagai aset yang aman (safe haven) di tengah potensi perlambatan ekonomi global.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×