kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga CPO turun atas spekulasi stok berlimpah


Rabu, 08 Agustus 2012 / 15:39 WIB
Harga CPO turun atas spekulasi stok berlimpah
ILUSTRASI. Perdana Menteri Malaysia Muhyiddin Yassin saat Pertemuan Pemimpin Ekonomi APEC 2020 secara virtual di Kuala Lumpur, Malaysia, 20 November 2020. REUTERS/Lim Huey Teng.


Reporter: Rika Theo, Bloomberg |

KUALA LUMPUR. Harga minyak sawit atau CPO tumbang lagi, melanjutkan koreksi di hari sebelumnya. Harga merosot atas spekulasi bahwa stok CPO di Malaysia bakal bertambah karena ekspor menyusut.

Harga kontrak CPO untuk pengiriman Oktober turun 0,7% menjadi RM 2.888 (US$ 930) per metrik ton di Bursa Berjangka Malaysia. Ini merupakan harga terlemahnya sejak 26 Juli lalu. Pada pukul 16.01 waktu Kuala Lumpur, harga terangkat sedikit ke RM 2.898. Harga CPO ini sudah tergerus 8,7% di sepanjang tahun 2012.

Survey analis Bloomberg memprediksi cadangan stok CPO Malaysia di bulan Juli akan naik 10% menjadi 1,87 juta ton, dibandingkan stok Juni yang sebesar 1,7 juta ton. Survei itu juga memperkirakan ekspor CPO Malaysia menyusut 9,8% menjadi 1,38 juta ton. Sementara produksi diperkirakan naik 9,5% ke 1,61 juta ton.

Malaysian Palm Oil Board akan merilis data-data itu pada 10 Agustus mendatang.

“Stok berlimpah di Malaysia membuat tren harga menurun. Tujuan ekspor Malaysia tak menunjukkan permintaan yang bagus, inilah alasan kita akan melihat stok menumpuk,” kata Aurobinda Prasad, Kepala Riset Karvy Comtrade Ltd di Hyderabad. Ia memprediksi harga kontrak CPO akan jatuh paling rendah hingga RM 2.880 pekan ini.

“Tak akan ada kenaikan besar di harga CPO sampai akhir pekan saat data-data utama terbit,” kata James Ratnam, Analis TA Securities Holdings Bhd. Di hari yang sama, imbuh dia, Departemen Pertanian AS juga akan memangkas yield produksi kedelai dalam laporannya. Ini akan mendukung harga CPO.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×