kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.846.000   69.000   3,88%
  • USD/IDR 16.804   66,00   0,39%
  • IDX 6.254   286,04   4,79%
  • KOMPAS100 892   48,19   5,71%
  • LQ45 707   37,74   5,64%
  • ISSI 193   7,28   3,92%
  • IDX30 373   19,75   5,60%
  • IDXHIDIV20 451   19,32   4,47%
  • IDX80 101   5,64   5,89%
  • IDXV30 106   4,60   4,54%
  • IDXQ30 123   5,40   4,59%

Harga CPO terus melanjutkan pelemahannya


Kamis, 31 Agustus 2017 / 18:34 WIB
Harga CPO terus melanjutkan pelemahannya


Reporter: RR Putri Werdiningsih | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - Harga minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) terus mengalami koreksi sejak awal pekan ini. Pelemahan dollar Amerika Serikat (AS) dan meningkatnya kekhawatiran kenaikan produksi rupanya telah membuat harga komoditas tersebut kian melemah.

Mengutip Bloomberg, pada penutupan perdagangan Rabu (30/8) harga CPO di Malaysia Derivative Exchange tercatat melemah 0,26% dari hari kemarin. Sedangkan jika membandingkan harga sepekan sebelumnya CPO telah melemah lebih dalam sekitar 1,17%.

Deddy Yusuf Siregar, Analis PT Asia Tradepoint Futures melihat sejak Gubernur The Fed Janet Yellen menyampaikan pidato yang minim penjelasan tentang kenaikan suku bunga lanjutan, dollar AS memang cenderung melemah.

Bahkan sempat menyentuh level terendah dalam 16 bulan terakhir. Kejatuhan greenback inilah yang kemudian membuat ringgit menguat dan harga CPO semakin melemah.

Selain dipengaruhi greenback, pelemahan harga juga diterjadi karena kekhawatiran akan bertambahnya pasokan minyak sawit di Malaysia untuk bulan Agustus ini. Meski rilis resmi dari Malaysian Palm Oil Board (MPOB) baru akan dirilis pertengahan pekan nanti, tetapi sinyal peningkatan produksi sudah mulai terlihat.

“Sebelumnya Intertek sudah merilis ekspor minyak sawit untuk periode 1-25 Agustus hasilnya terjadi penurunan ekspor 8,1% ke level 934.544 ton. Jadi dikhawatirkan cadangan juga akan bernasib sama,” paparnya kepada KONTAN, Kamis (31/8).

Diproyeksikan produksi minyak sawit Malaysia akan meningkat dari 8,7 juta ton di semester I menjadi 11,29 juta ton untuk semester II. Kemudian cadangan CPO sampai akhir 2017 diperkirakan akan bertambah dari 1,6 juta ton akhir 2016 menjadi 1,9 juta ton.

Sementara itu di lain pihak Faisyal, Analis PT Monex Investindo Futures lebih melihat koreksi terjadi karena adanya aksi ambil untung menjelang libur panjang di negeri Jiran.

Dalam rangka hari raya Idul Adha, bursa Malaysia tidak beroperasi mulai 31 Agustus – 1 September. “Biasanya kan kalau akhir pekan apalagi mau libur seperti ini terjadi aksi profit taking,” timpalnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×