kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.100   0,00   0,00%
  • IDX 7.108   -49,86   -0,70%
  • KOMPAS100 1.064   -9,05   -0,84%
  • LQ45 834   -8,40   -1,00%
  • ISSI 216   -2,01   -0,92%
  • IDX30 426   -3,80   -0,88%
  • IDXHIDIV20 514   -4,38   -0,84%
  • IDX80 121   -1,10   -0,90%
  • IDXV30 127   -0,23   -0,18%
  • IDXQ30 142   -1,29   -0,90%

Harga CPO Masih Tertekan, Begini Rekomendasi Saham Emitennya


Senin, 11 September 2023 / 16:21 WIB
Harga CPO Masih Tertekan, Begini Rekomendasi Saham Emitennya
ILUSTRASI. Panen kelapa sawit pada perkebunan milik PT PP London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP).


Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak kelapa sawit alias crude palm oil (CPO) mengalami penurunan di awal September 2023. Melansir Trading Economics, Senin (11/9), harga CPO turun 3,71% dalam seminggu ke MYR 3.737 per ton.

Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas, Muhammad Nafan Aji Gusta Utama mengatakan, penurunan harga CPO di awal bulan ini dikarenakan para investor menyoroti soal oversupply CPO yang terjadi di Malaysia.

Per Agustus 2023, tingkat produksi CPO di Malaysia mengalami kenaikan. Sehingga, menyebabkan oversupply dan menurunkan harga CPO di awal bulan September.

“Lalu, ada faktor cuaca El Nino yang menyebabkan tingkat produktivitas kelapa sawit jadi terpengaruh negatif,” ujarnya kepada Kontan, Senin (11/9).

Baca Juga: Pemerintah Tambah Porsi Pembangkit EBT, Ini Deretan Emiten yang Bakal Diuntungkan

Nafan melihat, prospek emiten CPO di semester II 2023 masih bisa membaik. Setidaknya ada beberapa sentimen yang mempengaruhi kinerja emiten CPO yang dipengaruhi pergerakan harga komoditas tersebut.

Pertama, tingkat produktivitas CPO, baik di Indonesia maupun di Malaysia. Kedua, tingkat permintaan CPO, baik dari domestik maupun global. Untuk permintaan CPO dari domestik, implementasi biodiesel akan mempengaruhi. Jika kebijakan biodiesel diterapkan, permintaan CPO akan meningkatkan.

“Lalu, kondisi konsumsi masyarakat sudah membaik, sehingga penyerapan permintaan produksi produk CPO bisa meningkat,” ungkapnya.

Untuk permintaan CPO dari global, sentimennya adalah pemulihan ekonomi global. Misalnya, kinerja ekonomi China dan India yang masih tumbuh jika dilihat dari data GDP masing-masing negara tersebut pada kuartal II 2023.

Selain itu, kebijakan OPEC+ yang mengurangi pasokan minyak bumi, sehingga CPO bisa menjadi energi substitusi yang akan dilirik oleh aktor internasional.

Nafan pun tidak menampik bahwa kebijakan Peraturan Deforestasi Uni Eropa (EUDR) yang melarang negara-negara Uni Eropa impor produk hasil olahan CPO akan menyulitkan penjualan.

Baca Juga: Kinerja Diproyeksi Masih Tertekan, Cek Rekomendasi Saham PT Timah (TINS)

“Namun, itu bisa diantisipasi dengan diplomasi ekonomi Indonesia ke depannya,” tuturnya.

Nafan pun merekomendasikan accumulate untuk LSIP dan AALI dengan target harga masing-masing Rp 1.070 – Rp 1.285 dan Rp 8.650 per saham.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×