kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,20   -16,32   -1.74%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga CPO Masih Bullish di Tengah Ketidakpastian Pasokan Minyak Nabati Global


Senin, 18 April 2022 / 16:45 WIB
Harga CPO Masih Bullish di Tengah Ketidakpastian Pasokan Minyak Nabati Global


Reporter: Aris Nurjani | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) sepanjang pekan ini melambung tinggi. Masalah geopolitik antara Rusia-Ukraina memicu kelangkaan terhadap minyak nabati di pasar global dan turut mengerek harga CPO.

Data Bursa Malaysia Derivatives Berhad menunjukkan, Senin (18/4) pukul 15.00 WIB, harga CPO kontrak Mei 2022 naik 0,58% di RM 6.740 per ton. Research & Education Coordinator Valbury Asia Futures, Nanang Wahyudin mengatakan pekan lalu harga CPO melonjak 9,24% dan sekaligus merupakan kenaikan terbesar mingguan sejak 8 Oktober 2021. 

"Kondisi pekan ini diperkirakan masih akan terus berlanjut menguat karena faktor sentimen global yakni lonjakan inflasi dan invasi Rusia terhadap Ukraina," ucap Nanang kepada Kontan.co.id, Senin (18/4). 

Baca Juga: Harga CPO Melaju Seiring Kenaikan Harga Minyak Nabati

Eskalasi konflik Eropa Timur menimbulkan kecemasan besar akan pasokan dan distribusi bagi pengimpor minyak nabati. Nanang menyebut, kenaikan harga minyak dunia yang kini berada di U$ 107 per barel turut memberi pengaruh terhadap kenaikan harga CPO. 

Harga CPO sempat tertahan aksi profit taking. Tapi penurunan tersebut bersifat sementara setelah pencapaian penguatan mingguan.

Harga CPO masih memiliki potensi bullish karena ketidakpastian atas pasokan minyak nabati global. Nanang mengatakan faktor lain yang menyebabkan kenaikan harga CPO yakni krisis tenaga kerja di Malaysia yang berpotensi menghambat produksi CPO untuk bulan ini. 

Baca Juga: Rusia-Ukraina Belum Damai, Harga Minyak dan Harga CPO Masih Berpotensi Naik

"Para pengusaha sawit di Malaysia menginginkan sumber tenaga kerja asing tidak hanya berasal dari Indonesia, tetapi ingin ada longgaran kebijakan terhadap tenaga kerja asing untuk merekrut dari negara lain," ujar Nanang. 

Karena kondisi penduduk di Malaysia kurang berminat dalam pekerjaan perkebunan, sehingga mayoritas 80% pekerja di sektor tersebut banyak TKA.

Nanang mengatakan, kenaikan harga CPO di area RM 6.480 menjadi area penting. Penutupan harga di atas area tersebut akan membuka ruang kenaikan CPO menuju RM 6.520-RM 6.665. 

"Sementara untuk titik support berada pada level RM 6.245, karena akan mengancam untuk bergerak melemah hingga RM 6.100," kata Nanang. Nanang memproyeksikan harga CPO bisa bergerak di atas RM 6.500 dalam jangka pendek dan RM 6.700 di akhir tahun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×