kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.200   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Rusia-Ukraina Belum Damai, Harga Minyak dan Harga CPO Masih Berpotensi Naik


Minggu, 17 April 2022 / 14:30 WIB
Rusia-Ukraina Belum Damai, Harga Minyak dan Harga CPO Masih Berpotensi Naik
ILUSTRASI. Harga minyak mentah dunia dan harga CPO masih berpotensi naik lagi karena tensi Rusia-Ukraina masih mendidih.


Reporter: Aris Nurjani | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak mentah dunia dan harga CPO masih berpotensi naik lagi karena tensi Rusia-Ukraina masih mendidih.

Mengutip Bloomberg, per Kamis (14/4), harga minyak mentah dunia berada di level US$ 103,48 per barel atau naik sebesar 7,75% selama sepekan. Sedangkan harga CPO naik 8,03% sepekan menjadi MYR 6.295 per ton.

Research & Education Coordinator Valbury Asia Futures Nanang Wahyudin mengatakan, harga minyak dunia berhasil melanjutkan rebound dalam dua sesi perdagangan secara beruntun setelah sempat mengalami tekanan dengan di bawah US$ 100 dalam 4 sesi perdagangan sebelumnya.

"Kenaikan harga minyak tidak lepas karena faktor pelemahan dolar AS seiring dengan faktor teknikal yang memberi tekanan terhadap USD pasca pencapaian level puncaknya dalam dua tahun terakhir," ujar Nanang kepada Kontan.co.id, Kamis (14/4).

Harga minyak dunia menguat di tengah terbatasnya pasokan minyak mentah guna menenangkan kekhawatiran pasar soal pasokan minyak.

Baca Juga: CPO Malaysia: Produksi per Maret Melesat, Stok Minyak Sawit Masih Terus Berkurang

Nanang menyampaikan terjadi fluktuasi yang besar terhadap harga minyak karena faktor pasokan yang menjadi peran utama, ketika muncul konflik Rusia-Ukraina sehingga mengganggu pasokan minyak. Pasalnya, Rusia merupakan pemasok 1 juta hingga 3 juta barel per hari untuk kebutuhan global.

Perusahaan perdagangan global utama berencana mengurangi pembelian minyak mentah dan bahan bakar dari Rusia mulai 15 Mendatang. Hal ini dilakukan guna menghindari sanksi yang telah dijatuhkan Uni Eropa terhadap Rusia.

Presiden Rusia Vladimir Putin menyatakan, pihaknya dapat dengan mudah mengalihkan ekspor sumber daya energinya yang besar dari negara Barat ke negara lain, seperti India.

Nanang mengatakan, kondisi pasar kembali dicemaskan oleh tidak adanya titik terang perdamaian antara Rusia - Ukraina dan terlihat semakin memanas sehingga memicu kecemasan soal pasokan minyak.

"Namun sebagain pelaku pasar menilai, potensi penurunan harga minyak bersifat sementara karena efek pelemahan dolar AS dan prospek kenaikan suku bunga The Fed pada pertemuan 3-4 Mei mendatang," ucap Nanang

Sementara harga minyak sawit mentah (CPO) masih berada pada jalur kenaikan. Harga CPO naik 6,11% secara mingguan dan menguat tipis 0,83% secara bulanan. Jika dibandingnya dengan tahun lalu, harga CPO telah menguat 62,41%.

"Yang membuat fluktuasi CPO karena investor mencemaskan ekspor CPO Malaysia selama April yang bergerak turun, sehingga ini bisa memicu penurunan pada harga CPO," kata Nanang

Nanang memperkirakan, harga minyak masih akan bergerak pada rentang harga US$ 80 - US$ 110 per barel pada semester II mendatang. Sedangkan harga CPO akan membuka level barunya di MYR 6.600 - MYR 7.000 per ton.

Baca Juga: Harga Sejumlah Komoditas Energi Naik Selama Sepekan Terakhir

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×