Reporter: Nadya Zahira | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak sawit mentah alias crude palm oil (CPO) mulai menghijau. Berdasarkan Trading Economics, harga CPO naik 0,39% ke MYR 3.868 per ton pada Senin (26/2) per pukul 19.36 WIB.
Selain itu, secara umum harga CPO juga sudah mulai membaik, terlihat sepekan terakhir harganya naik 0,34% dan sebulan terakhir juga naik 0,44%.
Presiden Komisioner HFX International Berjangka Sutopo Widodo memperkirakan harga CPO masih akan naik. Hal tersebut disebabkan oleh kuatnya permintaan menjelang bulan Ramadan.
Baca Juga: Harga Komoditas Masih Terseok, Ini Efek Bagi Saham Batubara, Nikel, Minyak, & CPO
“Namun secara terpisah, penurunan produksi yang berkepanjangan berpotensi terjadi pada Februari ini, karena cuaca yang tidak mendukung di negara-negara produsen utama, termasuk Indonesia dan Malaysia,” ujar Sutopo kepada Kontan.co.id, Senin (26/2).
Sentimen lainnya yang membuat harga CPO naik yaitu, data output 1-20 Februari 2024 yang bakal dipublikasikan akhir pekan ini, yang diperkirakan akan turun dan dapat mendukung harga.
Tak hanya itu, minyak sawit berjangka Malaysia diperdagangkan di bawah harga MYR 3.800 per ton, berbalik dari kenaikan moderat pada sesi sebelumnya di tengah melemahnya harga minyak saingannya, seperti minyak nabati, dan adanya penurunan harga minyak mentah juga menjadi penyebab harga CPO mengalami kenaikan.
Lebih lanjut, Sutopo menuturkan, berdasarkan perdagangan contract for difference (CFD) yang melacak pasar acuan untuk komoditas ini, harga minyak sawit meningkat 124 MYR/MT atau 3,33% sejak awal tahun 2024.
Dia pun memperkirakan, bahwa harga minyak sawit akan diperdagangkan sebesar MYR 3.750 per ton, pada akhir kuartal I 2024, dan perkiraan akan mencapai MYR 3.950 pada kuartal II tahun ini.
Sementara itu, Pengamat Komoditas dan Founder Traderindo.com, Wahyu Tribowo Laksono menuturkan, kenaikan harga CPO disebabkan karena adanya faktor seasonal seperti festival atau Hari Raya di India, China, negara muslim termasuk Ramadan dan Idul Fitri.
Baca Juga: Harga Minyak CPO Mulai Menghijau, Bagaimana Prospek ke Depan?
“Seiring membaiknya komoditas energi khususnya oil dan coal, CPO terkorelasi naik juga didukung Ramadan daan Idul Fitri karena permintaannya pun juga naik,” ujar Wahyu kepada Kontan.co.id, Senin (26/2).
Untuk itu, Wahyu memprediksi bahwa harga CPO tetap akan menarik dan potensial dalam jangka panjang, mengingat permintaan minyak sawit melebihi penggunaan tradisionalnya, dengan USDA memperkirakan konsumsi minyak sawit pada tahun 2023-2024 akan tumbuh sebesar 4,76% menjadi 78,06 juta ton.
Namun demikian, dia mengatakan bahwa pergeseran fundamental penawaran dan permintaan, ditambah dengan volatilitas ekstrem yang disebabkan oleh perubahan geopolitik, fenomena cuaca, dan perubahan kebijakan pemerintah, juga telah menyebabkan fluktuasi harga minyak sawit yang parah selama beberapa tahun terakhir.
Dia menyebutkan, harga CPO turun 1,24% pada minggu lalu, namun sepanjang Februari ini mengalami kenaikan sebesar 1,41%.
Bila menghitung sejak awal tahun hingga saat ini, harga CPO naik 4,29%.
Wahyu pun memprediksi bahwa harga CPO di sepanjang tahun ini akan berkisar MYR 3.200- MYR 3.500 per ton.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News