Reporter: Asnil Bambani Amri | Editor: Asnil Amri
JAKARTA. Ekspor crude palm oil (CPO) Indonesia diproyeksikan turun bulan Juli setelah ekspor CPO Juni turun ke level terendah. Banyak eksportir CPO bulan Juli memilih menjual CPO di dalam negeri karena harganya lebih menarik.
Bulan Juni lalu, Indonesia mengekspor 1,62 juta metrik ton CPO di bulan Juni, level terendah sejak April. Menurut median estimasi dari dua pedagang yang dihubungi Bloomberg, dua produksi CPO naik 0,8% menjadi 2,4 juta ton.
Sedangkan cadangan turun 2,1% menjadi 2,35 juta ton, level terendah sejak Juni 2012. Sementara itu, "Ada bea keluar (BK) CPO yang membuat pengiriman bahkan lebih mahal bulan Juli," kata Joelianto, Direktur diperdagangkan PT Sinar Mas Agro Resources and Technology, seperti yang dikutip Bloomberg.
Sebagaimana diketahui, BK CPO pada Juli tercatat 10,5%, jauh lebih tinggi ketimbang BK CPO yang ditetapkan oleh Malaysia yang hanya 4,5%. Sementara itu, Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) baru akan mengumumkan data ekspor CPO pekan depan.
Sementara itu, harga CPO domestik di Dumai dan Belawan turun 5,4% menjadi US$ 750 per ton di bulan lalu. Sedangkan, harga CPO di Malaysia turun 3,2% persen menjadi 2.290 ringgit atau setara US$ 698 per topn.
Sementara itu, harga CPO yang diperdagangkan di bursa berjangka Malaysia ada di harga 2.347 ringgit per ton.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News