kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Harga CPO menguat meski sesaat


Jumat, 02 Agustus 2013 / 08:49 WIB
Harga CPO menguat meski sesaat
ILUSTRASI. Dapatkan cashback 50% untuk pembelian paket data AXIS dengan GoPay.


Reporter: Agus Triyono, Cindy Silviana Sukma | Editor: Wahyu T.Rahmawati

JAKARTa. Harga minyak kelapa sawit berjangka alias crude palm oil (CPO) kembali bangkit dari level terendah sejak tahun 2010. Harga CPO terangkat spekulasi pasar bahwa anjloknya nilai tukar ringgit Malaysia ke level terendah dalam tiga tahun terakhir ini akan dapat mendorong kinerja ekspor CPO.

Di Bursa Derivatif Malaysia sampai dengan sesi perdagangan Kamis (1/8) pukul 15.33 WIB, harga CPO untuk kontrak pengiriman Oktober 2013 menguat tipis menjadi RM 2.237 per metrik ton dibanding hari sebelumnya RM 2.236.

Artinya, harga CPO menguat 3,18% jika dibanding dengan level harga terendah CPO selama empat tahun terakhir, yang terjadi awal pekan ini. Meski sudah menguat dari level terendah, harga CPO pada bulan Juli turun 4,44% ketimbang akhir Juni lalu.

Nilai tukar ringgit terjun bebas dalam tiga pekan terakhir. Bahkan, nilai tukar mata uang Negeri Jiran itu terjerembab ke level harga terendah dalam tiga tahun belakangan. Ini terjadi setelah lembaga pemeringkat Fitch Ratings, memangkas prospek kredit Malaysia dari yang sebelumnya stabil ke negatif.

Han Oiang Sim, analis Philip Futures Pte, Singapura mengatakan kepada Bloomberg bahwa turunnya nilai tukar ringgit tersebut telah memberikan dorongan bagi harga CPO sehingga bisa menguat ke level harga tertinggi sepekan ini. "Lemahnya ringgit membuat CPO murah, itu berdampak kepada meningkatnya permintaan CPO dan naiknya harga," katanya.

Ariston Tjendra, analis Monex Investindo Futures mengatakan, harga CPO juga mendapatkan katalis dari rilis data surveyor Intertek yang menyatakan bahwa selama Juli 2013, ekspor CPO Malaysia naik 4,2% jika dibanding bulan sebelumnya. Namun, penguatan harga tersebut diperkirakan sebentar saja.

Menurut Ariston, harga minyak kelapa sawit akan kembali tertekan oleh muramnya prospek pemulihan ekonomi China, konsumen CPO terbesar di dunia yang dikhawatirkan akan mengurangi permintaan. Harga CPO juga masih belum lepas dari sentimen kenaikan pengenaan bea masuk impor dan perlambatan ekonomi India. Ini juga dikhawatirkan akan melemahkan tingkat permintaan CPO dari konsumen CPO terbesar kedua dunia. "Ini isu terbesar yang melemahkan harga CPO," kata Ariston.

Senada dengan Ariston, Suluh Adil Wicaksono, analis Millennium Penata Futures mengatakan, meskipun menguat, harga CPO masih berpotensi tertekan kembali. Potensi tekanan ini antara lain bisa dilihat dari nilai kontrak pengiriman CPO November 2013 yang hanya mencapai RM 2.205 per metrik ton, atau lebih rendah dari kontrak September yang berada di level RM 2.215 per metrik ton. "Terjadi depresiasi harga antara kontrak pengiriman Oktober hingga akhir tahun. Ini menunjukkan harga CPO masih akan tertekan," katanya.

Ariston mengatakan, sepekan ke depan harga CPO akan menguat terbatas secara teknikal. Potensi ini bisa dilihat dari posisi indikator moving average convergence divergence (MACD) yang berada di area negatif dan masih memberikan sinyal koreksi. Indikator stochastic yang baru memasuki area oversold menunjukkan bahwa CPO masih berpotensi melemah.

Indikator relative strength index (RSI) yang masih berada di area bawah 50 memperkuat sinyal pelemahan harga CPO. Sementara itu, harga yang berada di bawah moving average (MA) 50, MA 100 dan MA 200 juga memberikan sinyal bahwa harga CPO masih sulit untuk menguat.
Ariston menduga, sepekan ke depan, harga CPO akan melemah di kisaran RM 2. 2.180 - RM 2.280 per metrik ton. Suluh memprediksi, harga CPO, sepekan ke depan akan bergerak lemah di RM 2.210 - RM 2.220 per ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×