kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,75   -27,98   -3.02%
  • EMAS1.327.000 1,30%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga Bitcoin terjungkal ke level US$ 32.000, ini penyebabnya


Selasa, 08 Juni 2021 / 11:57 WIB
Harga Bitcoin terjungkal ke level US$ 32.000, ini penyebabnya


Sumber: CoinDesk | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - Harga Bitcoin pada Selasa (8/6) jatuh ke titik terendah dalam lebih dari seminggu terakhir, menyusul prospek perubahan kebijakan moneter Amerika Serikat (AS) dan pengetatan regulasi aset kripto di China.

Mengutip data CoinDesk, harga Bitcoin pada Selasa sempat menukik ke level US$ 32.449,83. Pukul 11.42 WIB, kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar di dunia ini ada di US$ 32,883,09 atau turun 9,88% dibanding posisi 24 jam sebelumnya.

Ini menandai kerugian harian terbesar untuk Bitcoin sejak 28 Mei di tengah tekanan jual yang dipicu sentimen bullish yang memudar.

Tekanan datang dari China atas operasi penambangan dan perdagangan kripto, di mana akun Weibo dari para pemimpin opini utama dalam crypto diblokir.

Baca Juga: Begini jawaban singkat Elon Musk, saat dituduh guncang pasar kripto

“China terus menekan kripto dengan larangan penambangan yang menghapus platform media sosial paling populer, Weibo, bersih dari akun influencer crypto,” kata Jehan Chu, Managing Partner Kenetic Capital, perusahaan investasi kripto yang berbasis di Hong Kong. 

“Ini menandakan jerat pengetatan di sekitar kript di China," ujar dia, seperti dikutip CoinDesk.

Kegelisahan jangka pendek

Pasar kripto di seluruh dunia juga goyah karena investor melihat kemungkinan bank sentral AS, Federal Reserve (The Fed) memulai program pelonggaran kuantitatif yang meningkatkan likuiditas. 

Meskipun beberapa perusahaan investasi, termasuk Skybridge Capital dengan kepemilikan Bitcoin melebihi US$ 310 juta, mengatakan, pelonggaran kebijakan moneter AS tidak mungkin memengaruhi kripto, dengan alasan kelas aset ini memiliki ketahanan.

Baca Juga: Presiden El Salvador menginginkan Bitcoin sebagai alat pembayaran yang legal

Sementara menurut Deutsche Bank, AS bisa berada di salah satu periode inflasi terburuk dalam sejarah dengan pengeluaran pemerintah dan kebijakan moneter yang longgar kemungkinan menjadi katalis untuk menciptakan kondisi yang terakhir terlihat pada 1940-an dan 1970-an.

"Sementara fundamental jangka panjang tetap utuh, kebijakan moneter dan makroekonomi AS menyebabkan kegelisahan jangka pendek," imbuh Chu. 

Memang, Chu menambahkan, investor telah melepas beberapa investasi mereka dengan harapan masuk pada titik yang lebih rendah karena kebijakan moneter dan fiskal AS tumbuh lebih jelas.

Kripto terkenal lainnya juga diperdagangkan di zona merah, dengan 10 teratas berdasarkan kapitalisasi pasar telah turun antara 9% dan 12% selama 24 jam sebelumnya.

Selanjutnya: China blokir sejumlah akun media sosial terkait aset kripto

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×