Sumber: Cointelegraph | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - Bitcoin mengalami tekanan jual signifikan dalam beberapa hari terakhir, dengan harga terkoreksi sekitar 10% dari rekor tertingginya.
Melansir data Coinmarketcap, Jumat (30/5) pada pukul 17.05 WIB, harga Bitcoin dikisaran US$105.636 atau terkoreksi 2,66% dalam 24 jam terakhir.
Namun, analis menilai aksi ambil untung ini justru menjadi "validasi sehat" bagi berlanjutnya tren bull market.
Baca Juga: Pakistan Resmi Bentuk Cadangan Strategis Bitcoin, Ikuti Jejak Amerika Serikat
Dalam laporan dua mingguan terbarunya, firma riset Santiment menyebut bahwa indikator teknikal pasar masih menunjukkan prospek positif, meski terdapat tekanan likuidasi besar-besaran dari pelaku pasar.
“Selama siklus bull market, penurunan Mean Dollar-Invested Age (MDIA) menunjukkan bahwa aset kripto seperti Bitcoin masih dalam fase aktif dan bukan hanya spekulasi jangka pendek,” tulis Santiment.
MDIA mengukur rata-rata usia kepemilikan Bitcoin dalam dompet investor. Sejak pertengahan April 2025, angka MDIA telah menurun dari 443 hari menjadi 426 hari, menandakan koin-koin lama mulai berpindah tangan kembali dan digunakan dalam aktivitas jaringan.
Santiment menekankan bahwa aksi ambil untung ini bukan tanda puncak pasar, melainkan justru dapat memperkuat reli harga ke depan karena likuiditas bertambah dan utilitas jaringan meningkat.
Baca Juga: Cara Jual Beli Bitcoin dan Aset Kripto Lain lewat Indodax untuk Pemula
Whale Tumbang: James Wynn Rugi Hampir US$100 Juta
Salah satu peristiwa mencolok dalam koreksi ini adalah likuidasi posisi long milik James Wynn, whale dan pendiri platform derivatif kripto Hyperliquid.
Posisi long Bitcoin senilai hampir US$105 juta terpaksa dilikuidasi ketika harga jatuh di bawah level psikologis US$105.000, menyebabkan kerugian hampir US$99 juta atau sekitar Rp1,6 triliun (kurs Rp16.000).
Santiment sebelumnya telah memperingatkan bahwa likuidasi posisi besar dapat memicu tekanan harga lebih lanjut, karena hilangnya modal besar yang menopang harga pasar.
Baca Juga: Bitcoin Jatuh ke Bawah US$ 109.000, Pemegang Jangka Panjang Justru Tambah Posisi
Arus Keluar dari Bursa Masih Berlanjut
Di tengah volatilitas, data on-chain mencatat adanya arus keluar besar dari bursa kripto. Pada 30 Mei, lebih dari 7.000 BTC dilaporkan keluar dari dompet exchange, diduga kuat dilakukan oleh satu entitas whale.
Trader kripto Merlijn menilai aksi ini sebagai sinyal akumulasi jangka panjang yang menegaskan keyakinan investor besar terhadap potensi harga Bitcoin ke depan.
Selanjutnya: Premi Reasuransi Terkoreksi di Kuartal I-2025, Ini Penjelasan AAUI
Menarik Dibaca: Ini 10 Kereta Api Favorit Penumpang Selama Libur Panjang
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News