kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.200   59,45   0,83%
  • KOMPAS100 1.107   11,93   1,09%
  • LQ45 878   11,94   1,38%
  • ISSI 221   1,25   0,57%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,59   1,05%
  • IDX80 127   1,36   1,08%
  • IDXV30 135   0,76   0,57%
  • IDXQ30 149   1,76   1,20%

Harga bitcoin kembali bergejolak, ini sentimen penyebabnya


Jumat, 19 Juli 2019 / 20:02 WIB
Harga bitcoin kembali bergejolak, ini sentimen penyebabnya


Reporter: Dimas Andi | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Hantaman sentimen-sentimen negatif membuat harga bitcoin kembali bergejolak dalam beberapa pekan terakhir.

Dikutip dari situs coinmarketcap.com, Jumat (19/7) pukul 17.20 WIB harga bitcoin berada di level US$ 10.361,01 per BTC. Sebenarnya, harga bitcoin masih dalam tren positif lantaran sudah naik 167,94% (ytd) sejak akhir tahun lalu.

Bahkan, pada 27 Juni lalu, harga mata uang kripto ini bertengger di level 13.387,26 per BTC atau level tertinggi sejak awal Januari 2017 silam. Per 10 Juli harga bitcoin masih berada di area US$ 13.000 per BTC. Akan tetapi, semenjak itu, harga bitcoin kembali merosot hingga ke level pada saat ini.

Analis Crytowatch Asia Christopher Tahir menilai, anjloknya harga bitcoin akhir-akhir sebenarnya masih dalam tahap wajar. Pasalnya, sudah lebih dari tiga bulan terakhir harga bitcoin mengalami kenaikan yang sangat signifikan. “Pada saat itu harga bitcoin rally dan bisa naik empat kali lipat dari harga di awal tahun,” kata dia, Jumat (19/7).

Asal tahu saja, pada 1 Januari lalu, harga bitcoin di pasar masih berada di level US$ 3,746,71 per BTC.

Di samping itu, ia tak menampik bahwa isu peretas-peretas global yang menjual aset kripto dalam bentuk tunai juga menjadi penyebab penurunan harga bitcoin. Isu ini tentu membuat sebagian pelaku pasar kaget, sehingga mereka cenderung menghindari bitcoin terlebih dahulu.

Sementara itu, CEO Rekeningku.com Sumardi Fung menyebut, koreksi yang terjadi pada harga bitcoin juga tak lepas dari pernyataan-pernyataan negatif terhadap aset kripto pertama ini. Salah satunya berasal dari cuitan Presiden AS Donald Trump belum lama ini yang menyatakan dirinya bukan penggemar bitcoin dan aset kripto lainnya.

Trump juga mengatakan aset kripto bukanlah mata uang dan tidak bisa menggantikan kedudukan dollar AS. “Bitcoin dianggap Trump tidak memiliki underlying yang jelas,” tambah Sumardi, Jumat (19/7).

Pernyataan Trump merupakan bentuk reaksinya terhadap Facebook yang di bulan lalu meluncurkan mata uang kripto bernama Libra. Pengguna layanan Facebook termasuk Whatsapp, Instagram, dan Facebook Massenger ditargetkan dapat menggunakan libra sebagai alat transaksi.

Keberadaan libra tentu mengundang polemik. Pihak senat AS pun sampai memanggil Facebook dan memintanya untuk mematuhi regulasi yang berlaku.

Sentimen ini jelas membuat harga bitcoin kembali bergerak sangat volatil dengan kecenderungan koreksi. Padahal, menurut Sumardi, peluncuran Libra sebenarnya juga sempat menjadi angin segar terhadap harga bitcoin di pasar.

“Ini menunjukkan bitcoin dan aset kripto lainnya semakin diakui secara global,” ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×