Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sudah hampir satu bulan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi naik. Waktu ini nampaknya sudah cukup bagi emiten transportasi & logistik (translog) darat menimbang-nimbang harga baru.
Misalnya PT Adi Sarana Armada Tbk (ASSA) yang akan segera menyesuaikan harga layanan pengirimannya. Emiten yang kini pendapatannya ditopang bisnis logistik tersebut bakal menyesuaikan harga layanan Anteraja.
Presiden Direktur ASSA Prodjo Sunardjanto mengatakan, pihaknya bakal menyesuaikan tarif baru terhitung efektif awal bulan Oktober 2022. ASSA bakal mengerek harga ongkos kirim minimal 15%-25% dari harga normal, tergantung jarak dan multimoda yang digunakan.
Baca Juga: Imbas BBM Naik, Blue Bird (BIRD) Terapkan Kenaikan Tarif Angkutan
Selain untuk membendung beban biaya bahan bakar yang dikeluarkan, langkah penyesuaian ini dilakukan agar menjaga standar harga bersama dengan semua pemain logistik lainnya.
"Hal ini sudah menjadi perbincangan perusahaan-perusahaan logistik. Yang terbebani bukan hanya ASSA, namun semuanya juga mengalami," kata Prodjo kepada Kontan.co.id, Jumat (30/9).
Bahkan, emiten logistik lain sudah lebih dulu menyesuaikan harga baru. PT Satria Antaran Prima Tbk (SAPX) merupakan salah satu perusahaan yang telah mematok harga baru beberapa hari setelah kenaikan harga BBM.
Aksi kerek harga ini senyap dilakukan karena SAPX bernegosiasi langsung dengan para pelanggannya. Hal ini menyusul surat Asosiasi Perusahaan Jasa Pengiriman Ekspres, Pos, dan Logistik Indonesia (Asperindo) kepada anggotanya yang merekomendasikan untuk menyesuaikan ongkos kirim.
Baca Juga: Harga BBM Naik, Adi Sarana Armada (ASSA) Mengerek Ongkos Kirim Layanan Anteraja
Sekretaris Perusahaan SAP Express Prima Deny Parhan menjelaskan, sebagai perusahaan pengiriman tentu kenaikan harga BBM ini sangat berdampak signifikan terhadap biaya operasional Perseroan karena aktivitas pengiriman banyak didominasi oleh moda kendaraan (Motor & Mobil).
"Karena itu, kami juga telah menyesuaikan harga pengiriman, meskipun tidak semua customer berkenan untuk mengikuti tarif baru tersebut," ujar Deny kepada Kontan.co.id, Jumat (30/9).
Deny tidak menyebutkan dengan detail harga ongkos kirim yang baru pasca naiknya harga BBM. Namun, besaran penyesuaiannya sesuai surat Asperindo minimal naik 25% dari harga normal.
Baca Juga: Harga BBM Naik, Satria Antaran Prima (SAPX) Mengerek Ongkos Kirim
Langkah serupa juga disusul oleh PT Blue Bird Tbk (BIRD). Emiten yang lebih fokus pada bisnis transportasi taksi ini masih menggodok tarif yang sesuai untuk diterapkan secara keseluruhan. BIRD juga memiliki layanan antar paket yakni Blue Bird Kirim.
Wakil Direktur Utama PT Blue Bird Tbk Adrianto Djokosoetono mengungkapkan, kenaikan harga BBM ini tentunya sedikit banyak memiliki dampak bagi operasional Blue Bird, mengingat sebagian besar armada taksi Blue Bird menggunakan BBM untuk operasional sehari-hari.
Andre menyatakan, penentuan tarif ini telah melalui kajian yang menyeluruh yang dilakukan dengan mempertimbangkan kemampuan daya beli konsumen dan kondisi pasar.
"Hal ini sejalan dengan komitmen Blue Bird memberikan layanan mobilitas terbaik yang aman, nyaman dan dapat diandalkan bagi seluruh masyarakat Indonesia," imbuh Andre saat dihubungi Kontan.co.id, Jumat (30/9).
Baca Juga: Sebulan Harga saham KJEN Terbang 264,56 Persen, Waspadai Potensi Jebakan Batman
Andre menuturkan, terkait penyesuaian tarif Bluebird dalam merespon kenaikan harga BBM, saat ini BIRD telah melakukan pengkajian dan evaluasi pasar serta melakukan penyesuaian tarif.
Untuk wilayah Jabodetabek, tarif reguler yang berlaku saat ini adalah tarif Buka Pintu (Flag Fall) sebesar Rp 7.000, dengan tarif Rp 5.000 per kilometer. Tarif ini naik 6% dari tarif taksi reguler sebelumnya.
Sementara untuk tarif biaya antar paket untuk saat ini juga telah mengalami penyesuaian tarif. Layanan logistik bernama Blue Bird Kirim ini menawarkan daya angkut hingga 200 kilogram (Kg) yang dapat dinikmati di seluruh kota layanan Blue Bird. Sejak muncul tahun 2020, pertumbuhan layanan Blue Bird Kirim, diklaim telah membukukan peningkatan 10 kali lipat dalam hal pendapatan.
Baca Juga: Rekomendasi Saham Adi Sarana (ASSA) yang Memperkuat Bisnis Logistik
Adapun mengintip laporan keuangan masing-masing emiten, SAPX membukukan beban bahan bakar dan transport yang mencapai Rp 2,24 miliar pada semester I-2022. Segmen ini hanya berkontribusi sebesar 1,10% terhadap total beban pokok SAPX.
ASSA memiliki beban pokok bahan bakar mencapai Rp 33,38 miliar dari total beban pokok pendapatan sebesar Rp 2,54 triliun pada semester I/2022.
Sementara BIRD menanggung beban pokok BBM yang mencapai Rp 298,25 miliar di semester I-2022. Jumlah beban pokok BBM tersebut merupakan yang paling tinggi di antara emiten transportasi dan logistik kurir lainnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News