Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Indo Tambangraya Tbk (ITMG) diperkirakan akan sulit mencetak pertumbuhan kinerja hingga akhir 2023. Tekanan harga batubara global menjadi penyebab utama kinerja perseroan masih sulit bangkit.
Equity and Economics Analyst KGI Sekuritas, Rovandi, mengatakan, sumber utama usaha perseroan dari produksi dan penjualan batubara. Sehingga, kinerjanya sangat dipengaruhi oleh harga batubara global.
Pada semester II, harga batubara sedikit mengalami penguatan dari level terendahnya akibat harga minyak mentah yang naik setelah suplai di kendalikan oleh OPEC dan Rusia.
Baca Juga: Memburu Cuan dari Sejumlah Emiten yang Royal Tebar Dividen di Akhir Tahun
“Kinerja ITMG pada semester II akan lebih baik dari semester I, tetapi tetap akan sulit untuk kembali ke rekor tertinggi di tahun 2022,” ujarnya kepada Kontan.co.id, Selasa (26/9).
Sebagai informasi, berdasarkan Trading Economics, harga batubara sebulan terakhir menguat 0,95%. Meskipun secara tahunan (YoY) telah turun 63,47%.
Analis Ciptadana Sekuritas Asia Thomas Radityo juga sepakat bahwa tekanan harga masih menjadi pemberat kinerja ITMG tahun ini. Hal ini terlihat dari kinerja semester I yang melemah.
Thomas memaparkan, laba bersih ITMG di kuartal II turun 32% secara kuartalan (QoQ) menjadi US$ 124,2 juta. Hal itu diakibatkan rata-rata harga jual (ASP) yang lebih rendah dan penurunan margin secara keseluruhan. Alhasil, secara kumulatif laba bersih semester I turun 33,4% YoY menjadi US$ 306,9 juta.
Baca Juga: Harga Batubara dan Minyak Memanas, Cek Rekomendasi Saham Emiten Energi