Reporter: Benedicta Prima | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga Batubara Acuan (HBA) pada bulan Juli menjadi yang terendah sejak September 2018 lalu. Melihat tren harga saat ini dan tidak dapat diprediksi maka PT Adaro Energy Tbk (ADRO) akan terus menjalankan keunggulan operasional di seluruh rantai bisnis.
Head of Corporate Communications ADRO Febriati Nadira mengatakan, strategi tersebut dilakukan agar dapat menghasilkan kinerja operasional yang solid dan meyakinkan kegiatan operasional dapat berjalan dengan baik dan aman. "Kami optimistis bisa mencapai panduan yang ditetapkan," imbuh dia.
Hingga saat ini ADRO masih menggunakan panduan tahun 2019 yakni produksi ditargetkan sekitar 54 juta ton hingga 56 juta ton, dengan nisbah kupas 4,56 kali. Sementara itu pendapatan sebelum bunga, pajak, depresiasi dan amortisasi (EBITDA) ditargetkan sekitar US$ 1 miliar hingga US$ 1,2 miliar.
Emiten batubara ini menganggarkan belanja modal US$ 450 juta hingga US$ 600 juta. Sebagian besar belanja modal digunakan untuk pengembangan Adaro Metcoal.
Febriati belum memberikan informasi detil mengenai kinerja perusahaan semester satu ini. Adapun capaian pada kuartal I-2019, EBITDA operasional mencapai US$ 323 juta atau naik 19% secara tahunan (yoy). Laba inti naik 52% menjadi US$ 166 juta.
Sementara itu pendapatan usaha naik 11% yoy menjadi US$ 846 juta dengan pertumbuhan produksi 26% yoy menjadi 13,75 juta ton. Di sisi lain harga jual rata-rata batubara turun 10% yoy, dengan penjualan batubara pada kuartal I-2019 mencapai 13,31 juta ton.
Sekadar informasi, HBA Juli 2019 merupakan yang terendah sejak September 2018. Saat itu HBA masih dipatok senilai US$ 104,81 per ton, kemudian terus turun hingga akhir tahun 2018 di kisaran US$ 92,51 per ton. Dan berlanjut pada awal 2019 yang sebesar US$ 92,4 per ton hingga Mei 2019 yang tercatat US$ 81,86 dan terus turun hingga Juli ini yang tercatat US$ 71,92 per ton.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News