kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga batubara meroket, mana emiten yang paling diuntungkan?


Rabu, 18 Agustus 2021 / 21:50 WIB
Harga batubara meroket, mana emiten yang paling diuntungkan?
ILUSTRASI. Sebuah kapal tongkang pengangkut batubara melintas di Sungai Musi, Palembang, Sumatera Selatan, Senin (15/2/2021). Harga batubara meroket, mana emiten yang paling diuntungkan?


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Rally harga batubara masih belum terbendung. Mengutip Bloomberg, harga batubara ICE Newcastle untuk pengiriman Oktober 2021 berada di level US$ 160,20 per ton pada Selasa (17/8). Harga ini sudah naik 99,0% dari harga batubara akhir 2020 di level US$ 80,5 per ton.

Analis menilai, terdapat sejumlah emiten yang berpotensi mengalap berkah lebih dari kenaikan harga komoditas energi ini. Analis Samuel Sekuritas Indonesia Dessy Lapagu mengatakan, produsen dengan porsi ekspor yang besar cukup diuntungkan dengan penguatan harga batubara saat ini.

Emiten tersebut adalah PT Adaro Energy Tbk (ADRO) dan PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG).

Sepanjang semester I-2021, ADRO mencatatkan volume penjualan batubara sebesar 25,78 juta ton. Berdasarkan segmentasi geografis, sebanyak 28% dari total penjualan batubara ADRO dilempar ke pasar domestik. Pasar Asia Tenggara (tidak termasuk Indonesia) meliputi 22% dari total penjualan pada semester I-2021, dengan Malaysia sebagai yang terbesar.

Baca Juga: Saham-saham big caps naik lagi, begini rekomendasi analis

Porsi penjualan ke China naik menjadi 20%, sementara sebanyak 18% penjualan ADRO dilempar ke pasar Asia Timur lainnya (selain China) dan 10% nya dijual ke pasar India.

Sementara sepanjang paruh pertama tahun 2021, ITMG telah menjual 9,0 juta ton batubara.  Penjualan terbesar ditujukan kepada China (2,7 juta ton), disusul ke pasar Indonesia (1,7 juta ton), Jepang (1,4 juta ton), Filipina (0,7 juta ton), Thailand (0,7 juta ton), dan negara-negara lain di Asia Timur dan Tenggara.

Tim Riset Maybank Kim Eng Sekuritas mengatakan, dengan adanya kebijakan penjualan batubara untuk kepentingan dalam negeri (domestic market obligation/DMO), posisi produsen batubara relatif sejajar terhadap implikasi kenaikan harga batubara. 

Dalam hal ini, PT Bukit Asam Tbk (PTBA) mungkin lebih sedikit menikmati, dikarenakan porsi penjualan domestik yang lebih tinggi dari minimal DMO, yakni 25%. “Tetapi secara keseluruhan, semuanya diuntungkan dengan kenaikan harga batubara,” terang tim Riset Maybank Kim Eng Sekuritas, Rabu (18/8). 

Baca Juga: Harga batubara masih solid, simak rekomendasi sahamnya dari analis

Namun, konsumsi batubara domestik dinilai masih cukup solid. Maybank Kim Eng mengatakan, penyerapan oleh  Perusahaan Listrik Negara (PLN) dan pembangkit lainnya tidak akan banyak dipengaruhi oleh pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) dalam jangka menengah dan panjang.

Sebab, biasanya penurunan permintaan listrik karena PPKM hanya bersifat sementara dan  tidak drastis.

Sementara itu, penurunan produksi sejumlah emiten sepanjang semester I-2021 akibat curah hujan, dinilai Dessy  menjadi seasonal effect setiap tahunnya.” Kami meyakini produksi akan kembali ke level normal pada kuartal berikutnya,” terang Dessy kepada Kontan.co.id, Rabu (18/9). Dessy menyematkan rating neutral untuk sektor batubara.

Maybank Kim Eng merekomendasikan investor untuk tetap membeli saham market leader perusahaan batubara, seperti PTBA, ADRO, dan PT United Tractors Tbk (UNTR) karena perbedaan performan harga batubara dan harga saham produsen batubara sangat signifikan.

Saham produsen batubara saat ini belum merefleksikan potensi keuntungan dan dividen produsen batubara secara penuh.

Selanjutnya: Harga batubara membara, harga jual batubara sejumlah emiten ikut terkerek

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×