Reporter: Klaudia Molasiarani | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Setelah sempat melemah dalam beberapa hari terakhir, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), Senin (20/1) ditutup menguat 0,16% ke level 5.359,288. Analis menilai saham sektor pertambangan berkontribusi besar dalam penguatan IHSG hari ini.
Muhammad Wafi, analis Bahana Securities menilai, melemahnya IHSG beberapa hari terakhir tak lepas dari laporan keuangan emiten sektor industri dan perbankan yang kurang memuaskan. “Data NPL (non-performing loan) perbankan naik dan pertumbuhan kreditnya tidak terlalu signifikan,” ujarnya kepada KONTAN, Senin (20/2).
Namun begitu, hari ini pasar melakukan rebound lantaran asing di pasar reguler masih melakukan aksi net buy.
Muhammad Wafi, analis Bahana Securities mengatakan harga batubara terus menanjak lantaran China mengetatkan produksi dan memberhentikan impor dari Korea Utara. Hal ini menurutnya bisa menjadi katalis positif yang membuat harga saham pertambangan melambung dan berdampak pada menguatnya IHSG.
Senada, Nafan Aji, analis Binaartha Parama Sekuritas pun mengungkapkan surplus neraca perdagangan Indonesia yang sebagian besar disumbang oleh sektor batubara turut membuat laju indeks melaju ke zona hijau hari ini.
Para analis memprediksi, tren penguatan ini akan terus berlanjut hingga Selasa (21/2). Meski begitu, rencana aksi 212 juga akan membuat pelaku pasar wait and see. “Tren positif masih ada, karena masih ada laporan keuangan emiten,” ujar Wafi.
Dia pun memprediksi IHSG besok akan bergerak di level 5.341 – 5.390. Sementara Nafan memperkirakan IHSG bakal cenderung menguat di level support 5.339 dan resistance 5.383.
Sentimen global seperti harga komoditas, menurut Nafan, masih menjadi faktor utama yang menggerakkan IHSG besok.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News