Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Wahyu T.Rahmawati
Di satu sisi, Catherina menilai, katalis negatif yang mungkin membayangi ADRO adalah semakin tumbuhnya kesadaran para investor global terhadap investasi berbasis environment, social, governance (ESG). Menurut dia, hal tersebut berpotensi menjadi ancaman terhadap pergerakan saham ADRO secara jangka panjang.
Sedangkan menurut Dessy, kebijakan pemerintah yang berhak menciutkan area tambang berdasarkan evaluasi Rencana Penambangan Seluruh Wilayah Pertambangan (RPSWP) yang termaktub dalam Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2020 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara berpotensi memberi dampak terhadap ADRO.
Asal tahu saja, pemerintah baru saja menciutkan area tambang PT Arutmin Indonesia sebesar 40,1% setelah status Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara (PKP2B) perusahaan itu berubah menjadi Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK). Sementara, ADRO saat ini sedang menyiapkan perpanjangan kontrak pertambangan setelah PKP2B ADRO bakal habis beberapa waktu mendatang.
Mengutip laporan keuangan perusahaan, ADRO mengantongi PKP2B melalui anak usahanya, Adaro Indonesia pada 1 Oktober 1992 dengan masa kontrak penambangan selama 30 tahun. Sehingga, izin ini akan berakhir pada 2022 mendatang.
Baca Juga: Kinerja mayoritas emiten batubara melemah di kuartal ketiga
“Kemungkinan besar ADRO akan terdampak karena aturan ini berlaku untuk setiap produsen yang melakukan perpanjangan. Pemotongan dilakukan pada wilayah tambang, sementara wilayah office building atau administrasi yang bukan wilayah eksplorasi masih dapat dipertahankan,” ujar Dessy.
Kendati demikian, Dessy masih tetap merekomendasikan untuk beli saham ADRO dengan target harga Rp 1.600. Namun, dia menyebut, target harga tersebut kemungkinan besar akan diubah dengan memasukkan faktor kinerja periode Januari-September 2020 serta proyeksi harga batubara untuk 2021.
Sementara Catherina juga merekomendasikan beli dengan target harga Rp 1.310 per saham. Adapun saham ADRO pada perdagangan hari ini, Kamis (19/11) diperdagangkan menguat 4,20% ke Rp 1.240 per saham.
Baca Juga: Arutmin dapat IUPK, Adaro (ADRO) segera ajukan perpanjangan operasi di tahun depan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News