Reporter: RR Putri Werdiningsih | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tren positif aluminium terus berlanjut sejak awal tahun. Selama periode Januari – September 2017 komoditas logam industri ini tercatat tumbuh 24,1%. Sedangkan selama kuartal III pertumbuhannya mencapai 9,48%.
Mengutip Bloomberg, harga aluminium kontrak pengiriman tiga bulan di London Metal Exchange pada penutupan perdagangan Senin (2/10) terkoreksi 0,05% ke level US$ 2.101 per metrik ton dibanding sehari sebelumnya. Sedangkan dalam sepekan terakhir, harganya melemah 2,19%.
Andri Hardianto, Analis PT Asia Tradepoint Futures mengatakan, penguatan harga alumunium ini juga ditopang oleh penerapan kebijakan tambang di China. Penutupan sejumlah smelter dan larangan impor komoditas daur ulang dinilai sempat membuat komoditas logam industri ini menembus level tertinggi pada harga US$ 2.177 per metrik ton pada 20 September lalu.
Selain itu sentimen positif juga datang dari pengembangan mobil listrik. Potensi peningkatan permintaan aluminium untuk kendaraan listrik telah mendorong penguatan harga. Menurutnya hingga saat ini aluminium masih ditopang fundamental yang positif. "Kalau di kuartal IV pemerintah China semakin memperketat penutupan smelter harga bisa melanjutkan penguatan," kata Andri, Selasa (3/10).
Ia memperkirakan, pada akhir tahun nanti harga aluminium bisa menyentuh level US$ 2.170 per metrik ton. Namun untuk Rabu (4/10) harganya masih akan bertengger di rentang US$ 2.050 – US$ 2.116 per metrik ton dan sepekan berikutnya berada pada kisaran US$ 2.000 – US$ 2.125 per metrik ton.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News