Reporter: RR Putri Werdiningsih | Editor: Dupla Kartini
KONTAN.CO.ID - Laju harga aluminium terjegal. Usai menyentuh level tertinggi enam tahun pada Kamis (24/8) di level US$ 2.106 per metrik ton, harganya terkoreksi 1,71% ke level US$ 2.070 per metrik ton pada Jumat (25/8).
Namun, jika dibandingkan sepekan sebelumnya, harga logam industri ini masih menguat 0,39%.
Andri Hardianto, analis PT Asia Tradepoints Futures mengatakan, koreksi yang dialami aluminium kali ini disebabkan rumor larangan impor komoditas daur ulang di China. Awalnya harga terkerek karena aluminium masuk pada kategori komoditas yang dilarang, tetapi belakangan muncul kabar aluminium justru dikecualikan.
“Jadi Kamis kemarin beredar kabar bahwa aluminium tidak termasuk yang kena pelarangan,” ujarnya, Senin (28/8).
Meski terhempas cukup signifikan, tetapi, Andri masih optimistis, ke depan, aluminium masih disokong fundamental yang positif. Diantaranya pengembangan mobil listrik yang diyakini akan mampu mendongkrak permintaan dan defisit pasokan. Belum lama ini, pemerintah China telah memerintahkan pembatasan pasokan selama musim dingin sebanyak 1 juta ton per tahun.
“Permintaan masih cukup tinggi,” tandasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News