Reporter: RR Putri Werdiningsih | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Performa harga tembaga diperkirakan akan kembali menguat di kuartal empat ini. Kebijakan pemerintah China diyakini cukup memegang kendali penggerak harga. Realisasi larangan impor tembaga daur ulang dan belanja infrastruktur akan menjadi sentimen positif.
“Di kuartal terakhir ini yang harus diperhatikan adalah kebijakan dari China,” ujar Andri Hardianto, Analis PT Asia Tradepoint Futures, Selasa (3/10).
Walaupun masih dibayangi perekonomian China yang memburuk, Andri menyakini harga komoditas tembaga bisa menembus level US$ 7.000 per metrik ton pada akhir tahun. Menurut dia, larangan impor tembaga daur ulang akan menjaga pasokan tembaga di pasar global.
Kata Andri, meski kini Peru tengah berusaha menggenjot produksinya, harga masih terjaga oleh potensi pertumbuhan permintaan. Hingga akhir Agustus, tercatat jumlah ekspor tembaga Peru ke China telah berhasil mengungguli Cile sebagai pemasok terbesar. Padahal selama tahun 2016, Peru hanya mampu memproduksi sekitar 2,3 juta ton, sedangkan produksi Cile mencapai 5,5 juta ton. “Permintaan bisa mengalami pertumbuhan kalau belanja infrastruktur China terealisasi,” terangnya.
Untuk Rabu (4/10), harga tembaga diperkirakan akan bergerak pada kisaran US$ 6.400 – US$ 6.550 per metrik ton dan sepekan ke depan berada pada rentang US$ 6.350 – US$ 6.600 per metrik ton.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News