kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   -2.000   -0,13%
  • USD/IDR 15.875   5,00   0,03%
  • IDX 7.314   118,54   1,65%
  • KOMPAS100 1.121   16,95   1,53%
  • LQ45 892   14,50   1,65%
  • ISSI 223   2,40   1,09%
  • IDX30 459   10,01   2,23%
  • IDXHIDIV20 553   13,38   2,48%
  • IDX80 129   1,38   1,09%
  • IDXV30 137   2,73   2,03%
  • IDXQ30 152   3,22   2,16%

Hanson tak mau tutup bisnis tambangnya


Jumat, 17 Januari 2014 / 20:36 WIB
ILUSTRASI. Berikut beberapa warna cat yang tidak disarankan dipakai di kamar tidur. Foto: Instagram @modsydesign


Reporter: Ranimay Syarah | Editor: Djumyati P.

JAKARTA. Hanson International Tbk emiten yang bergerak di bidang properti dan pertambangan saat ini enggan untuk mendivestasi bisnis tambangnya.

Laba perusahaan sebenarnya sudah kelihatan sangat loyo dan lama tidak banyak menghasilkan keuntungan, tapi emiten dengan kode saham MYRX itu tetap mempertahankan anak usahanya, PT Binadaya Wiramaju yang menjalankan bisnis pertambangan di Riau.

Asal tahu saja, MYRX telah melakukan divestasi pada usahanya di bidang produksi tabung elpiji pada November 2013 lalu. Selain mengalami kerugian tinggi akibat banyaknya isu peledakan tabung gas, PT Pertamina juga tidak mengizinkan tabung elpiji dikelola pihak ketiga, harus melalui anak usaha Pertamina.

Direktur Hanson International Tbk Rony Agung Suseno menyampaikan untuk saat ini anak usahanya di bidang pertambangan tidak melakukan produksi dulu, demi menghemat anggaran. Ia mengaku bisnis di bidang tambang membutuhkan dana yang sangat banyak untuk produksi. Jadi untuk saat ini MYRX masih tetap fokus pada satu bidang saja, yakni proyek pembangunan permukiman di pinggiran Jakarta.

Dari laporan pendapatan kuartal III tahun 2013 lalu saja, baik PT. Binadaya Wiramaju dan PT De Petroleum menyumbang laba sangat sedikit untuk MYRX. Menurut Rony setelah rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) Jumat (17/01), pendapatan MYRX sebesar Rp 205 miliar dan mengalami rugi komprehensif sebesar Rp 20 miliar per September 2013. "Kontribusi sektor penambangan kecil sekali ya, maka target pendapatan tahun 2014 kita harapkan dari properti, " tambah Rony.

Untuk saat ini, MYRX tengah melakukan konstruksi pembangunan properti untuk perumahan untuk golongan menengah di Maja, Banten. Rencananya MYRX akan membangun 20.000 unit rumah di kawasan itu dan sudah berjalan 60 persen. Rata-rata per unitnya akan dijual sebesar Rp 100 juta karena tanah di Maja memang tergolong murah. Selain Maja, MYRX juga akan membangun kawasan permukiman di pinggiran Jakarta seperti di Bekasi, Serpong, dan Cengkareng. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×