Reporter: Dityasa H Forddanta |
JAKARTA. Keinginan PT Hanson International Tbk (MYRX) untuk menggelar rights issue tidak bisa dilakukan dalam waktu dekat. Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) MYRX yang harusnya dilaksanakan sore ini, (22/11), justru ditunda.
Padahal, agenda dalam RUPSLB itu terkait permintaan persetujuan pemegang saham untuk menggelar rights issue. Tertundanya RUPSLB tersebut bukan karena tidak kuorum, melainkan belum memperoleh dokumen pra-penyertaan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
"Ini saya balik lagi ke OJK ngurus dokumen," jelas Ronny Agung, Corporate Secretary MYRX saat dimintai konfirmasi KONTAN. Dia menambahkan, jika tidak ada aral melintang maka RUPLSB MYRX akan digelar pada Senin pekan depan.
Catatan saja, MYRX berencana menggelar rights issue senilai Rp 4,59 triliun. Total efek baru yang diterbitkan sebanyak 8,36 miliar saham. Harga saham baru ini dibanderol Rp 550 per saham dengan rasio 5:6. Artinya, pemegang 5 saham lama berhak memperoleh 6 saham dengan hak memesan efek terlebih dahulu.
Nantinya, sebagian besar dana hasil rights issue itu akan digunakan untuk mengakuisisi 99,99% saham PT Mandiri Mega Jaya (MMJ). Nilai akuisisi diperkirakan mencapai Rp 4 triliun.
Yang perlu dicatat adalah, Benny Tjokrosaputro memegang 7,94% saham C MYRX. Sementara MMJ merupakan perusahaan yang properti yang dimiliki oleh Benny. Dengan kata lain, MMJ akan melakukan backdoor listing melalui MYRX.
Terkait hal ini, Ronny belum mau memberikan komentar lebih lanjut. "Lanjut nanti saja, mas. Ini saya dipanggil orang OJK," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News