kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45892,58   -2,96   -0.33%
  • EMAS1.324.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Hadapi new normal, Adaro Energy (ADRO) masih pertahankan panduan operasional


Rabu, 03 Juni 2020 / 15:04 WIB
Hadapi new normal, Adaro Energy (ADRO) masih pertahankan panduan operasional
ILUSTRASI. Kantor Pusat PT. Adaro Energy Tbk (ADRO) di Menara Karya, Jalan HR. Rasuna Said, Jakarta Selatan, Kamis (26/01). KONTAN/Baihaki/26/01/2017


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menjelang pemberlakuan new normal, PT Adaro Energy Tbk (ADRO) telah menyiapkan panduan/protokol pengelolaan dalam masa pandemi Corona (Covid-19). Febriati Nadira, Head of Corporate Communication Adaro Energy mengatakan ADRO akan tetap melakukan kegiatan operasi sesuai rencana di tambang-tambang milik ADRO.

ADRO juga akan terus fokus terhadap upaya peningkatan keunggulan operasional, pengendalian biaya dan efisiensi, serta eksekusi strategi demi kelangsungan bisnis. Untuk itu, konstituen Indeks Kompas100 ini belum mengubah panduan operasional untuk tahun 2020.

Baca Juga: Meski pendapatan naik, laba bersih J Resources (PSAB) anjlok di tahun 2019

ADRO menargetkan produksi batubara berada di kisaran 54 juta metric ton (MT) – 58 MT. Sementara itu, pendapatan sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi (EBITDA) operasional dipatok di kisaran US $900 juta - US$ 1,2 miliar. “Sementara untuk belanja modal (capex) di kisaran US$ 300 juta - US$ 400 juta,” ujar Febriati kepada Kontan.co.id, Rabu (3/6).

Emiten pertambangan ini telah menyiapkan tiga hal utama terkait pencegahan penularan Covid-19 di lingkup pertambangan (site) maupun kantor ADRO. Pertama, melakukan risk assessment kepada karyawan sebelum kembali ke kantor atau situs (site).

Kedua, ADRO mengatur perjalanan ke tempat kerja, antara lain pengaturan batasan jumlah maksimal penumpang kendaraan adalah 50% dari kapasitas dan menerapkan jarak antar penumpang dan pelaksanaan karantina mandiri dan/atau pemeriksaan kesehatan dengan PCR tes jika ada.

Terakhir, aturan saat bekerja di kantor atau situs, antara lain melakukan pengukuran kualitas udara di ruangan kerja (indoor air quality) dan pemeriksaan sistem Heating Ventilation Air Conditioning (HVAC) terkait potensi adanya paparan bahaya biologi yang dapat menurunkan daya tahan tubuh. ADRO juga melakukan pemeriksaan suhu tubuh hingga mengatur jarak antar karyawan minimal 1 meter.

Baca Juga: Kerugian SMR Utama (SMRU) membengkak pada 2019

Rekomendasi beli saham ADRO
Per kuartal pertama 2020, ADRO mencatatkan pendapatan sebesar US$ 750 juta atau turun 11% (yiy) dibandingkan kuartal pertama tahun sebelumnya. Dari segi bottom line, Adaro Energy membukukan laba bersih US$ 98,18 juta, atau turun 17,36% secara tahunan.

Melansir rilis resmi ADRO di laman Bursa Efek Indonesia (BEI), penurunan pendapatan disebabkan oleh penurunan harga jual rata-rata batubara sebanyak 17%. Harga batubara yang lemah semakin tertekan oleh penurunan permintaan akibat melemahnya ekonomi global karena penerapan lockdown sehubungan merebaknya wabah Corona.

Meski demikian, ADRO berhasil mencatat pertumbuhan kinerja operasional. Volume produksi batubara ADRO meningkat 5% secara yoy menjadi 14,41 juta ton. Sementara volume penjualan batubara naik 8% (yoy) menjadi 14,39 juta ton di kuartal I-2020.

Baca Juga: Setelah suspensi dicabut, saham Tamarin Samudra (TAMU) naik hingga 20%-an

Stefanus Darmagiri, Analis Danareksa Sekuritas menilai, pandemi Covid-19 akan membuat prospek komoditas batubara semakin menantang dan akan berdampak pada kinerja ADRO di kuartal mendatang. Meski demikan, dia percaya rendahnya harga minyak mentah dapat membantu ADRO dari risiko penurunan kinerja di tahun ini.

Stefanus merekomendasikan beli (buy) saham ADRO dengan target harga Rp1.300 per saham. Salah satu pertimbangannya adalah diversifikasi bisnis yang dijalankan emiten konstituen Indeks Kompas100 ini.

“Ekpektasi kami, diversifikasi bisnis dengan kontribusi yang lebih tinggi dari bisnis non- pertambangan batubara, yakni dari investasi dalam bisnis listrik dapat membantu perusahaan mempertahankan pendapatan jangka panjang,” tulis Stefanus dalam riset, Jumat (15/5).

Baca Juga: Laba bersih Forza Land Indonesia (FORZ) anjlok 44,93% pada tahun 2019

Danareksa Sekuritas memperkirakan EBITDA Adaro Energy akan ada di kisaran US$ 1,1 miliar untuk tahun ini yang mana masih sesuai dengan perkiraan manajemen ADRO.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Accounting Mischief Practical Business Acumen

[X]
×