kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Gudang Garam (GGRM) tersulut sentimen positif cukai rokok


Rabu, 27 Februari 2019 / 06:10 WIB
Gudang Garam (GGRM) tersulut sentimen positif cukai rokok


Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Gudang Garam Tbk (GGRM) tahun ini sepertinya masih bisa garang menghirup wangi kinerja. Analis memprediksi pertumbuhan GGRM tahun ini utamanya disokong cukai rokok yang tetap.

Akhir tahun lalu, pemerintah memutuskan untuk tidak menaikkan tarif cukai rokok tahun 2019. Melalui Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 156/2018 tentang Perubahan PMK Nomor 146/2017 tentang Tarif Cukai Hasil Tembakau, Kementerian Keuangan juga menahan pemberlakuan roadmap tarif cukai rokok.

Dalam roadmap tersebut, pemerintah merencanakan penyederhanaan tarif cukai tembakau secara bertahap selama periode 2018–2021, sekaligus akan menggabungkan batasan produksi rokok mesin sigaret kretek mesin (SKM) dan sigaret putih mesin (SPM).

Analis MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana berpendapat, cukai rokok tetap bisa berdampak positif terhadap volume penjualan dan margin emiten rokok berskala besar. Herditya mengatakan, inovasi GGRM dengan meluncurkan GG Move Duo Filter akan yang bersaing dengan LA Bold dan Magnum Mild. “Posistifnya kami menilai adanya inovasi ini dapat memperkuat divisi SKM di 2019,” kata Herditya kepada Kontan.co.id, Selasa (26/2).

Analis Indopremier Sekuritas, Raditya Imanzah mengatakan, SKM menyumbang 89% dari total pendapatan GGRM. Sementara tahun ini bisa naik tipis menjadi 90%. Dia melihat, pangsa pasar GGRM secara keseluruhan bisa mencapai 22%, relatif sama dibanding tahun lalu.

Tahun ini giliran GGRM yang diperkirakan akan menaikkan harga jual. “Kemungkinan langkah tersebut dilakukan secara bertahap pada kuartal II, kuartal III, dan kuartal IV 2019,” kata Raditya kepada Kontan.co.id, Selasa (26/2).

Raditya memprediksi pendapatan GGRM tahun ini dapat tumbuh 5% menjadi Rp 87,47 triliun, sedangkan tahun lalu 8% atau sekitar Rp 89,97 triliun. Ia menegaskan perkiraannya ini cenderung konservatif. Tapi, tidak menutup kemungkinan bisa lebih baik daripada tahun 2018.

Analis PT Maybank Kim Eng Securities, Janni Asman memperkirakan, margin kotor akan meningkat 200 bps dengan average selling price (ASP) berkelanjutan naik.

Janni meramal pendapatan GGRM sampai dengan akhir tahun ini bisa mencapai Rp 93,50 triliun. Naik 3,5% dari tahun 2018 sekitar Rp 90,26 triliun. Dia memperkirakan laba bersih GGRM bisa mencapai Rp 15,79 triliun, tumbuh sekitar 15,1% dibanding tahun lalu Rp 13,72 triliun.

“Pertumbuhan GGRM kemungkinan akan tetap dipelopori oleh produk dengan harga murah seperti Surya Pro sebagai kelanjutan dari tren tahun lalu,” kata Janni dalam risetnya 15 Februari 2018.

Janni merekomendasikan beli saham GGRM dengan target harga Rp 105.000 per saham sampai akhir tahun ini. Sedangkan Raditya merekomendasikan buy saham GGRM dengan target harga Rp 92.000 per saham. Jangka pendek, Herditya melihat secara teknikal dengan pergerakan harga mingguan perkirakan saham GGRM berada dalam tren beli di level Rp 82.500 hingga Rp 86.200 per saham.

Pada perdagangan kemarin, harga saham GGRM naik 2,42% ke level Rp 84.500 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×