CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.364.000   21.000   0,90%
  • USD/IDR 16.757   28,00   0,17%
  • IDX 8.420   13,34   0,16%
  • KOMPAS100 1.164   -0,44   -0,04%
  • LQ45 848   -0,95   -0,11%
  • ISSI 294   0,44   0,15%
  • IDX30 442   -0,63   -0,14%
  • IDXHIDIV20 514   -0,01   0,00%
  • IDX80 131   0,01   0,01%
  • IDXV30 135   -0,15   -0,11%
  • IDXQ30 142   -0,01   -0,01%

Grup Sampoerna Lepas Kepemilikan, Simak Rekomendasi Saham SGRO


Kamis, 20 November 2025 / 17:01 WIB
Grup Sampoerna Lepas Kepemilikan, Simak Rekomendasi Saham SGRO
ILUSTRASI. Logo Sampoerna Agro. Grup Sampoerna Strategic mengumumkan pelepasan kepemilikannya pada PT Sampoerna Agro Tbk (SGRO).


Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Grup Sampoerna Strategic mengumumkan pelepasan kepemilikannya pada PT Sampoerna Agro Tbk (SGRO).

Melalui Twinwood Family Holdings Limited, Grup Sampoerna menjual seluruh kepemilikan saham mereka pada SGRO yang totalnya 1,19 juta saham atau 65,72%.

Melansir keterbukaan informasi tanggal 20 November 2025, Twinwood Family Holdings Limited melepas SGRO kepada AGPA Pte. Ltd., anak perusahaan Posco International Corporation (Posco International). 

Presiden Direktur Grup Sampoerna Bambang Sulistyo mengatakan, Grup Sampoerna tetap berkomitmen untuk terus berkontribusi terhadap perekonomian Indonesia melalui lini bisnis lainnya dan mengkaji peluang baru sesuai dengan kebutuhan dan tren usaha saat ini.

Baca Juga: Grup Sampoerna Jual Seluruh Saham Sampoerna Agro (SGRO) ke Posco International

Grup Sampoerna tetap akan berkontribusi terhadap perekonomian Indonesia melalui lini bisnis strategis lainnya, di antaranya PT Bank Sahabat Sampoerna, Sampoerna Kayoe, PT Sampoerna Land dan Putera Sampoerna Foundation sebagai usaha filantropi (Education).

“Kami sangat bersyukur karena telah menemukan rumah baru bagi SGRO. Kami yakin, pemilik baru akan menjadi rumah yang baik bagi para pegawai dan membawa SGRO pada prospek pertumbuhan bisnis yang lebih baik ke depan,” ujar Bambang dalam keterangan resminya, Kamis (20/11/2025).

Bambang menjelaskan, banyak investor dari dalam dan luar negeri yang tertarik terhadap industri kelapa sawit di Indonesia. 

Namun, pihaknya meyakini Posco International merupakan pemilik baru yang paling tepat dalam melanjutkan tren positif kinerja SGRO ke depan, dan mampu memberikan nilai tambah bagi semua pemangku kepentingan, melalui pengalaman dan komitmennya pada industri kelapa sawit di Indonesia.

Industri kelapa sawit dalam negeri tengah mengalami pertumbuhan signifikan di tingkat global. “Ini ditandai oleh pangsa produksi minyak sawit sekitar 60%, dengan ekspor minyak mentah sawit (Crude Palm Oil/CPO) mencapai kurang lebih 50% dari total ekspor global,” kata Bambang.

Baca Juga: Sampoerna Agro (SGRO) Catat Kenaikan Produksi TBS 14% Sepanjang Semester I-2025

Perlu diketahui, Posco International adalah perusahaan global asal Korea Selatan yang merupakan bagian dari Posco Group. Perusahaan ini bergerak di berbagai bidang, di antaranya perdagangan, energi, baja, dan agribisnis. 

Jejak Posco di industri sawit Indonesia dimulai dengan mengembangkan perkebunan kelapa sawit di Provinsi Papua Selatan pada 2011 melalui PT Bio Inti Agrindo dan mengoperasikan tiga pabrik pengolahan minyak kelapa sawit yang memproduksi 210.000 ton minyak sawit per tahun. Posco International juga memiliki pabrik penyulingan minyak sawit di Balikpapan, Kalimantan Timur dengan kapasitas 500.000 ton per tahun.

Ikuti Mekanisme Pasar

Head of Investor Relation SGRO Stefanus Darmagiri mengatakan, nilai transaksi pengambilalihan tersebut akan mengikuti mekanisme pasar.

“Dengan adanya pergantian kepemilikan pengendali, kami akan sampaikan kembali untuk jadwal RUPSLB dan proses tender offer sesuai dengan aturan yang berlaku,” ujarnya kepada Kontan, Kamis (20/11/2025).

Stefanus pun menegaskan bahwa sejauh ini belum terdapat aksi korporasi lanjutan dari SGRO setelah penggantian pengendali.

Equity Analyst Phillip Sekuritas, Marvin Lievincent mengatakan, perubahan pengendali SGRO dari Grup Sampoerna ke Posco International merupakan aksi korporasi di level pemegang saham.

”Berdasarkan informasi yang disampaikan manajemen, transisi ini tidak memberikan perubahan signifikan terhadap operasional, kondisi keuangan, maupun kelangsungan usaha perseroan,” katanya kepada Kontan, Kamis (20/11/2025).

Head of Research KISI Sekuritas, Muhammad Wafi, menyampaikan, aksi akuisisi tersebut merupakan sinyal strategis dari Grup Sampoerna. Grup Sampoerna mulai merapikan portofolio non-core, sementara Posco agresif masuk ke agribisnis global. 

Masuknya pembeli skala besar biasanya positif karena akses modal lebih kuat, standarisasi operasional naik, potensi efisiensi supply chain, serta ekspansi hilir yg lebih terarah. 

“Risiko jangka pendek terkait penyesuaian manajemen dan perubahan arah bisnis,” ujarnya kepada Kontan, Kamis (20/11/2025).

Prospek dan Rekomendasi

Marvin melihat, prospek kinerja SGRO ke depan akan bergantung pada faktor utama industri, seperti produksi tandan buah segar (TBS), harga CPO, kebijakan biodiesel, dan kondisi cuaca.

”Pengendali baru berpotensi memberi stabilitas jangka panjang, namun dampak strategisnya masih perlu kita lihat seiring proses integrasi berjalan,” ungkapnya.

Alhasil, Marvin belum memberikan rekomendasi untuk saham SGRO.

Wafi melihat, kinerja SGRO masih prospektif. Sebab, fundamental CPO tetap stabil di kisaran harga tinggi, sementara Posco International kemungkinan membawa manajemen modern dan ekspansi perkebunan. 

Katalis positif untuk SGRO antara lain restrukturisasi, efisiensi biaya, peluang belanja modal alias capital expenditure (capex) baru, dan integrasi dengan jaringan Posco Asia. 

Sementara, sentimen negatif berasal dari harga CPO yang bisa volatil, risiko capex besar menekan margin awal, dan transisi manajemen yang mempengaruhi tempo kinerja.

Valuasi saham SGRO juga dinilai masih menarik. Price to book value (PBV) 2,35x sehingga masih di bawah peers emiten CPO berkapitalisasi tengah (mid cap). Padahal, laporan keuangan SGRO masih membaik dengan leverage yang terkendali. 

“Dengan potensi perubahan pengendali, pasar bisa mulai price-in premium untuk potensi turnaround. Valuasi belum mahal serta masih undervalued dan potensial,” katanya.

Wafi pun merekomendasikan beli untuk saham SGRO dengan target harga Rp 8.000 per saham.

 

Selanjutnya: Harga Saham Melesat 188,79% Sejak Awal Tahun, Begini Penjelasan PT Timah (TINS)

Menarik Dibaca: Cegah Stunting Lewat Konsumsi Telur

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×