kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

GMF AeroAsia (GMFI) meraup pendapatan US$ 470 juta tahun lalu


Selasa, 19 Februari 2019 / 11:07 WIB
GMF AeroAsia (GMFI) meraup pendapatan US$ 470 juta tahun lalu


Reporter: Nur Pehatul Janna | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia Tbk (GMFI) membukukan pendapatan operasional senilai US$ 470 juta sepanjang tahun 2018. Pendapatan perusahaan maintenance, repair & overhaul (MRO) ini tumbuh sebesar 7% ketimbang pendapatan 2017 sebesar US$ 439 juta.

Pendapatan yang diperoleh dari grup Garuda Indonesia sebesar 55% sedangkan dari nongrup sebesar 45%. Peningkatan pendapatan dari nongrup ini signifikan dibandingkan tahun 2017 sebesar 36%.

Iwan Joeniarto, Direktur Utama GMF mengatakan, peningkatan pendapatan nongrup ini menunjukkan konsistensi GMF mendapat kepercayaan dari maskapai di luar grup. "Kami terus meningkatkan capaian pendapatan dari nongrup untuk membuktikan kualitas dan daya saing GMF patut diperhitungkan di industri MRO baik dalam maupun luar negeri,” ungkap Iwan dalam keterangan resmi, Selasa (19/2).

Selain itu, pada tahun 2018, capaian kinerja GMF juga menunjukkan pergeseran bisnis sesuai dengan rencana kerja perusahaan. Hal ini terlihat dari pertumbuhan pendapatan dari segmen bisnis perawatan mesin pesawat yang tumbuh signifikan sebesar 61,5% year on year (yoy). "GMF mencatatkan pendapatan sebesar US$ 116,5 juta dari perawatan mesin pesawat. Selain itu, pertumbuhan juga dialami segmen bisnis komponen pesawat yang naik sebesar 5,6% yoy," tuturnya.

Alhasil, di tahun buku 2018 GMF mengantongi laba bersih sebesar US$ 30,7 juta. Angka ini Laba bersih ini merosot 40,06% jika dibandingkan dengan tahun 2017 yang mencapai US$ 50,95 juta.

Laba yang turun ini disebabkan oleh kenaikan beban material yang mencapai 28,04% menjadi US$ 107,66 juta dan beban subkontrak yang naik 19,26% menjadi US$ 113,83 juta.

Menurut Iwan, beban material subkontrak meningkat karena naiknya harga material subkontrak vendor selama 2018 serta adanya beban keuangan akibat dari kondisi makro ekonomi yang membebani pelanggan GMF sehingga berpengaruh kepada keuangan operasional maskapai termasuk biaya perawatan.

“Kami akan meningkatkan kapabilitas dan kapasitas dari segmen produk yang kita miliki agar bisa menaikan profit margin dan membentuk skema pembayaran yang memberikan kenyamanan kepada perusahaan juga terhadap pelanggan GMF," tuturnya.

Di sisi lain, kata Iwan GMF juga mencatatkan capaian operasional service level agreement sebesar 99,36%. Angka ini diikuti oleh tingkat kepuasan pelanggan yaitu 4,0 dari skala 4,5.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×