kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45909,31   7,91   0.88%
  • EMAS1.354.000 1,65%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Genjot ekspansi, simak rekomendasi saham Chandra Asri Petrochemical (TPIA)


Jumat, 15 November 2019 / 20:43 WIB
Genjot ekspansi, simak rekomendasi saham Chandra Asri Petrochemical (TPIA)
RUPSLB?PT?Chandra Asri Petrochemical Tbk


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Meningkatnya kebutuhan petrokimia dalam negeri membuat PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) terus melakukan ekspansi. Hal ini karena produsen dalam negeri hanya bisa mencukupi 40% kebutuhan dalam negeri sementara sekitar sisanya masih diimpor dari luar negeri.

Diperkirakan, kapasitas produksi TPIA, anggota indeks Kompas100 ini, mencapai 4,2 juta ton pada kuartal III-2020. Saat ini, total produksi TPIA masih di kisaran 3,9 juta ton.

Estimasi ini tidak lepas dari bertambahnya proyek-proyek milik TPIA. Sebut saja proyek polyethylene baru (New PE) dan proyek baru pabrik polypropylene.

Baca Juga: Chandra Asri (TPIA) olah sampah plastik jadi bahan baku aspal untuk jalan di Tegal

Adapun kapasitas polyethylene baru sebesar 400 KTA. Sementara kapasitas proyek baru pabrik polypropylene sebesar 110 KTA.

Lebih lanjut, pada kuartal III-2020 TPIA merencanakan proyek MTBE dan pabrik Butene-1. Manajemen menargetkan kedua pabrik ini dapat beroperasi secara komersil pada kuartal III-2020.

TPIA juga tengah proses membangun pabrik Chandra Asri Petrochemical 2 ( CAP 2) yang sedang memasuki tahap kajian dengan strategic investor. Sedangkan tahap finance investment decision akan dilakukan pada kuartal IV-2020.

Kepala Riset Koneksi Kapital Indonesia Marolop Alfred Nainggolan menilai, secara sektoral prospek TPIA sebagai produsen petrokimia masih cukup baik. Hal ini karena TPIA menjadi pemain terbesar di industri petrokimia domestik.

Terlebih, permintaan akan produk petrokimia domestik masih cukup tinggi namun tidak dibarengi dengan pasokan yang mencukupi. Akhirnya, kebutuhan produk petrokimia nasional masih ditopang oleh produk impor.

“Ambil contoh untuk pabrik plastik, untuk bahan baku seperti bijih plastik datangnya dari perusahaan seperti TPIA,” terang Alfred kepada Kontan.co.id, Jumat (15/11).

Alfred mengatakan, permintaan produk petrokimia yang tinggi dapat menjadi peluang bagi TPIA untuk memenuhi kebutuhan domestik. Terlebih saat ini TPIA berencana untuk membangun pabrik CAP 2.

Meski demikian. Alfred masih merekomendasikan hold untuk saham TPIA. Sebab, kinerja TPIA pada semester I-2019 turun cukup dalam.

Per Juni 2019, laba bersih yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk anjlok menjadi US$ 32,92 juta atau turun 71,42% dibanding laba tahun lalu sebesar US$ 115,21 juta.

Baca Juga: Pemegang saham Chandra Asri Petrochemical (TPIA) setujui merger dengan anak usaha

Begitu juga dengan pendapatan emiten petrokimia ini yang turun 18% menjadi US$ 1,05 miliar. Padahal, pendapatan pada periode semester pertama 2018 mencapai US$ 1,286 miliar.

TPIA mengklaim, pendapatan bersih yang mengalami penurunan tidak lepas dari turunnya harga jual produk petrokimia. Meski demikian, secara kuantitas atau volume penjualan TPIA cukup stabil.

Selain itu, turunnya pendapatan juga dipengaruhi oleh industri petrokimia yang sedang mengalami penurunan, terutama disebabkan oleh penambahan kapasitas yang lumayan banyak dan kontraksi dari sisi permintaan (demand) akibat perang dagang AS-China.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×