Reporter: Filemon Agung | Editor: Anna Suci Perwitasari
Dari hulu migas, RAJA menargetkan peluang bisnis pendukung hulu migas wilayah eksplorasi Blok Cepu, juga pembelian hak partisipasi di sejumlah Blok Migas di Sumatra dan Jawa Timur. Selain itu, RAJA juga berencana mengakuisisi perusahaan penyedia jasa pendukung di sektor hulu migas.
Sumantri mengungkapkan, pihaknya turut merencanakan masuk ke pengembangan bisnis energi baru terbarukan, antara lain dengan rencana investasi listrik geothermal, air, angin dan solar panel di Indonesia bersama mitra strategis terbaik dan berpengalaman serta akuisisi maupun investasi aset pembangkit listrik berbasis gas potensial di tanah air.
Kendati demikian, Djauhar menjelaskan rencana masuk bisnis pembangkit EBT bukan perkara mudah pasalnya dibutuhkan perizinan untuk perusahaan dapat masuk ke bisnis energi bersih tersebut.
Dengan sejumlah rencana ekspansi di tahun depan, Djauhar optimistis kinerja RAJA akan lebih membaik.
Baca Juga: Ini protokol kesehatan di perkantoran yang diterapkan RAJA dan PTBA
"Kami proyeksikan penjualan mencapai di atas US$ 130 juta dan profit mencapai lebih dari US$ 5 juta. Kami masukan hitungan itu dari eksisting bisnis, belum masukan dari akuisisi yang akan kita ambil," kata Djauhar.
Bahkan proyeksi ini berpotensi bertambah jika nantinya RAJA dipastikan masuk terlibat dalam pengerjaan proyek pipa Rokan. Saat ini, proses pembahasan masih dilakukan dengan PT Pertagas dan Pertamina Hulu Rokan.
Selanjutnya: Rukun Raharja (RAJA) optimistis raih pendapatan US$ 100,7 juta di akhir 2020
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News