Reporter: Filemon Agung | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Rukun Raharja Tbk (RAJA) optimistis kinerja ditahun 2021 akan lebih baik dari capaian di tahun 2020 yang terdampak tekanan pandemi covid-19.
Direktur Utama RAJA Djauhar Maulidi mengungkapkan, pada tahun depan perusahaan menargetkan perbaikan kinerja. Bahkan, perusahaan menargetkan kinerja di 2021 akan mendekati capaian di 2019, atau sebelum terjadinya adanya pandemi Covid-19.
"Di 2021 kami berharap bisa dekati 2019. Permintaan gas mulai membaik dan harga minyak mulai juga sudah membaik di kuartal IV-2020," kata dia dalam Public Expose Virtual, Kamis (17/12).
Di sisi lain, sejumlah rencana ekspansi yang telah berlangsung di tahun ini dan akan berlanjut di tahun depan jadi salah satu harapan RAJA untuk perbaikan kinerja.
Baca Juga: Rukun Raharja sediakan fasilitas rapid test bagi karyawan
Merujuk materi pubex RAJA, di tahun 2020 perusahaan melakukan rencana akuisisi PT Bravo Delta Persada yang bergerak di penyediaan air bersih dengan kapasitas sampai dengan 100 liter per second (lps). Saat ini rencana akuisisi ini telah memasuki tahapan finalisasi.
Djauhar mengungkapkan, ke depannya RAJA masih memiliki rencana untuk mengakuisisi perusahaan air bersih lainnya.
Dia bilang, akuisisi perusahaan air bersih dikarenakan jalur pipa air bersih dan pipa gas bisa dengan mudah dilakukan penyesuaian pasalnya memiliki jalur yang sama.
Selain itu, RAJA juga telah mengakuisisi PT Heksa Energy Mitraniaga yang memiliki izin pembangunan LPG Discharge Terminal di Rembang, Jawa Tengah dengan kapasitas 2.000 ton per hari.
Saat ini proses pembangunan telah dilaksanakan dan diharapkan rampung pada kuartal III-2021 mendatang.
Di lini bisnis perdagangan gas, pada tahun 2020, RAJA memastikan telah mendapatkan beberapa konsumen baru di sektor industri dan penyaluran akan dimulai pada 2021 nanti.
RAJA juga mendapatkan alokasi gas dari Production Sharing Contract (PSC) di wilayah Sumatera sebesar 10 mmscfd.
Nah, untuk sektor hulu migas, RAJA dengan partner strategis telah melakukan due dilligence untuk beberapa lapangan migas di Sumatra dan Jawa Timur.
Sementara itu, Plt Direktur Pengembangan Bisnis RAJA Sumantri Suwarno menjelaskan proyeksi peningkatan kinerja pada tahun depan turut didasari proyeksi ekonomi nasional dan dunia yang diprediksi akan membaik di 2021 mendatang.
"Permintaan gas diperkirakan akan kembali pulih 2021, driver pertumbuhan oleh kawasan Asia Pasifik khususnya Cina," jelas Sumantri.
Baca Juga: Laba bersih Rukun Raharja (RAJA) anjlok 98,96% di semester I 2020
Ia melanjutkan, ada empat strategi bisnis pada 2021 nanti yakni sisi infrastruktur dengan sejumlah rencana antara lain, penambahan gas compressor 1 x 15 MMSCFD untuk wilayah Banten, penyelesaian pembangunan dan pengoperasian LPG Discharge Terminal di Rembang, perpanjangan untuk kontrak PJU Pipeline di Gresik – Jatim periode 2021 – 2025 dan rencana akuisisi perusahaan pemilik pipa di wilayah Jawa Barat, Jawa Timur dan Banten.
Kendati demikian, Sumantri masih enggan merinci terkait rencana akuisisi ini.
Selain itu, dari perdagangan gas, RAJA menargetkan pengembangan CNG di beberapa wilayah terutama Jawa dan Sumatra dengan potensi volume sekitar 1 mmscfd sampai 3 mmscfd, rencana akuisisi salah satu perusahaan gas di Jawa Barat, Jawa Timur dan Banten serta ikut serta dalam proyek perdagangan gas dan proyek pipa di Jawa Tengah.
Selain itu perusahaan turut menargetkan pengerjaan proyek perdagangan gas dan proyek pipa di Jambi dengan target market industri yang beroperasi di wilayah operasi RAJA. Potensi volume dari rencana ini mencapai 5 mmscfd sampai 10 mmscfd.
Dari hulu migas, RAJA menargetkan peluang bisnis pendukung hulu migas wilayah eksplorasi Blok Cepu, juga pembelian hak partisipasi di sejumlah Blok Migas di Sumatra dan Jawa Timur. Selain itu, RAJA juga berencana mengakuisisi perusahaan penyedia jasa pendukung di sektor hulu migas.
Sumantri mengungkapkan, pihaknya turut merencanakan masuk ke pengembangan bisnis energi baru terbarukan, antara lain dengan rencana investasi listrik geothermal, air, angin dan solar panel di Indonesia bersama mitra strategis terbaik dan berpengalaman serta akuisisi maupun investasi aset pembangkit listrik berbasis gas potensial di tanah air.
Kendati demikian, Djauhar menjelaskan rencana masuk bisnis pembangkit EBT bukan perkara mudah pasalnya dibutuhkan perizinan untuk perusahaan dapat masuk ke bisnis energi bersih tersebut.
Dengan sejumlah rencana ekspansi di tahun depan, Djauhar optimistis kinerja RAJA akan lebih membaik.
Baca Juga: Ini protokol kesehatan di perkantoran yang diterapkan RAJA dan PTBA
"Kami proyeksikan penjualan mencapai di atas US$ 130 juta dan profit mencapai lebih dari US$ 5 juta. Kami masukan hitungan itu dari eksisting bisnis, belum masukan dari akuisisi yang akan kita ambil," kata Djauhar.
Bahkan proyeksi ini berpotensi bertambah jika nantinya RAJA dipastikan masuk terlibat dalam pengerjaan proyek pipa Rokan. Saat ini, proses pembahasan masih dilakukan dengan PT Pertagas dan Pertamina Hulu Rokan.
Selanjutnya: Rukun Raharja (RAJA) optimistis raih pendapatan US$ 100,7 juta di akhir 2020
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News