Reporter: Filemon Agung | Editor: Anna Suci Perwitasari
Di lini bisnis perdagangan gas, pada tahun 2020, RAJA memastikan telah mendapatkan beberapa konsumen baru di sektor industri dan penyaluran akan dimulai pada 2021 nanti.
RAJA juga mendapatkan alokasi gas dari Production Sharing Contract (PSC) di wilayah Sumatera sebesar 10 mmscfd.
Nah, untuk sektor hulu migas, RAJA dengan partner strategis telah melakukan due dilligence untuk beberapa lapangan migas di Sumatra dan Jawa Timur.
Sementara itu, Plt Direktur Pengembangan Bisnis RAJA Sumantri Suwarno menjelaskan proyeksi peningkatan kinerja pada tahun depan turut didasari proyeksi ekonomi nasional dan dunia yang diprediksi akan membaik di 2021 mendatang.
"Permintaan gas diperkirakan akan kembali pulih 2021, driver pertumbuhan oleh kawasan Asia Pasifik khususnya Cina," jelas Sumantri.
Baca Juga: Laba bersih Rukun Raharja (RAJA) anjlok 98,96% di semester I 2020
Ia melanjutkan, ada empat strategi bisnis pada 2021 nanti yakni sisi infrastruktur dengan sejumlah rencana antara lain, penambahan gas compressor 1 x 15 MMSCFD untuk wilayah Banten, penyelesaian pembangunan dan pengoperasian LPG Discharge Terminal di Rembang, perpanjangan untuk kontrak PJU Pipeline di Gresik – Jatim periode 2021 – 2025 dan rencana akuisisi perusahaan pemilik pipa di wilayah Jawa Barat, Jawa Timur dan Banten.
Kendati demikian, Sumantri masih enggan merinci terkait rencana akuisisi ini.
Selain itu, dari perdagangan gas, RAJA menargetkan pengembangan CNG di beberapa wilayah terutama Jawa dan Sumatra dengan potensi volume sekitar 1 mmscfd sampai 3 mmscfd, rencana akuisisi salah satu perusahaan gas di Jawa Barat, Jawa Timur dan Banten serta ikut serta dalam proyek perdagangan gas dan proyek pipa di Jawa Tengah.
Selain itu perusahaan turut menargetkan pengerjaan proyek perdagangan gas dan proyek pipa di Jambi dengan target market industri yang beroperasi di wilayah operasi RAJA. Potensi volume dari rencana ini mencapai 5 mmscfd sampai 10 mmscfd.