kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Gejolak pasar modal dan Lebaran kikis NAB industri reksadana


Jumat, 08 Juni 2018 / 06:50 WIB
Gejolak pasar modal dan Lebaran kikis NAB industri reksadana


Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Yudho Winarto

Sementara, Bayu Pahleza, Fund Manager OSO Manajemen Investasi mengatakan faktor utama NAB turun adalah karena redeem.

"Di reksadana yang kami kelola memang secara umum terjadi redeem," kata Bayu. Nasabah ritel yang mendominasi redeem di OSO Manajemen Investasi.

Menurut Bayu terjadi penurunan NAB di reksadana pasar uang dan reksadana campuran karena faktor investor yang memiliki tujuan investasi jangka pendek membutuhkan likuiditas.

Bayu pun setuju bahwa kinerja pasar saham dan obligasi beberapa bulan lalu memang kurang maksimal."Tetapi, biasanya nasbaah itu top up kalau lagi turun, nah ini malah redeem," kata Bayu.

Selain itu, bayu mengatakan mendekati libur panjang Lebaran, ada kecenderungan nasabah lebih suka memegang cash untuk keperluan Lebaran atau liburan.

Sementara, menurut Wawan ia belum melihat dengan berkurangnya NAB di industri reksadana saat ini disebabkan karena redeem para investor karena pada Mei 2018 ada net subscription yang cukup besar sebesar Rp 5 triliun di tengah adanya kebutuhan likuiditas investor jelang libur Lebaran.

Turunnya NAB reksadana pasar uang dan reksadana campuran menurut Wawan terjadi karena investor memindahkan investasi mereka ke reksadana saham atau pun reksadana pendapatan tetap. Oleh karena itu di peridoe Mei 2018 NAB reksadana saham dan pendapatan tetap masih tumbuh tipis.

"Switching terjadi dari reksadana pasar uang karena jenis reksadana lain seperti reksadana saham dan reksadana pendapatan tetap sedang murah, jadi ini kesempatan mereka untuk masuk," kata Wawan.

Kepercayaan investor untuk masuk ke reksadana saham dan reksadana pendapatan tetap juga didukung kejelasan kenaikan suku bunga BI.

Wawan memproyeksikan setelah masa libur Lebaran usai, NAB industri reksadana akan kembali bertumbuh. "Prospek dana kelolaan industri reksadana terus naik karena motor pertumbuhan dari institusi akan terus melakukan investasi dan investor ritel makin gencar lakukan investasi melalui reksadana online," kata Wawan.

Senada, Bayu mengatakan dua hingga tiga bulan setelah Lebaran, dana kelolaan akan tumbuh kembali. Pertumbuhan bisa lebih cepat terjadi bila Lebaran kali ini memberikan sentimen positif, seperti naiknya penjualan automotif, ritel dan penjualan Fast-moving consumer goods (FMCG).

"Dari sentimen positif tersebut investor dan pelaku pasar bisa lebih percaya diri dan risk appetite mereka tumbuh lagi," kata Bayu.

Rio menambahkan NAB industri reksadana akan kembali pulih setelah masa Lebaran usai karena didukung kondisi rupiah yang membaik dan bergerak stabil.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×