kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

Gejolak Belum Berakhir, Pasar Kripto Masih akan Terguncang di Tahun 2023


Selasa, 20 Desember 2022 / 16:26 WIB
Gejolak Belum Berakhir, Pasar Kripto Masih akan Terguncang di Tahun 2023
ILUSTRASI. Pasar kripto diperkirakan masih akan bergejolak di tahun 2023.


Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasar kripto diperkirakan masih akan bergejolak di tahun 2023. Satu lagi pemain besar dalam industri kripto berpotensi tumbang. Perusahaan kripto kelas kakap yakni Digital Currency Group (DCG) dikabarkan tengah ditimpa masalah likuiditas.

DCG memiliki beberapa anak perusahaan seperti Genesis, Grayscale, CoinDesk, Foundry, dan Luno. Pelaku pasar menduga bahwa Genesis mengalami kebangkrutan, dan tengah berupaya mendapatkan suntikan dana sekitar US$ 1 miliar.

CEO Triv Gabriel Rey mengungkapkan bahwa di tahun depan terdapat peristiwa penting yang bakal menyetir arah dari pasar kripto. Menurut Gabriel, apabila Genesis tidak punya dana segar untuk dicadangkan, maka perusahaan induknya yakni DCG terpaksa menjual Grayscale Bitcoin Trust (GBTC). Dijualnya GBTC nantinya akan membuat harga Bitcoin tertekan.

"Ini salah satu yang mesti diwaspadai investor kripto karena skala mereka sangat besar," ucap Gabriel kepada Kontan.co.id, Senin (19/12).

Baca Juga: Era Baru Penyidikan Kejahatan Keuangan dalam Omnibus Law Keuangan

Di samping tekanan dari kenaikan suku bunga yang masih berlanjut, masalah likuiditas perusahaan raksasa kripto juga menekan industri aset digital ini secara keseluruhan.

Namun, Gabriel melihat bahwa masalah finansial DCG bisa diminimalisir dengan bertambahnya kelas aset baru yakni Bitcoin berbasis Exchange Traded Fund (ETF). Sejauh ini, DCG bersama pelaku pasar kripto tengah berjuang menuntut regulasi Bitcoin ETF di persidangan melawan Securities and Exchange Commission (SEC). 

Keputusan tersebut diperkirakan bakal selesai pada kuartal kedua 2023. Kehadiran Bitcoin ETF ini dianggap bisa menjadi salah satu alternatif apabila DCG tidak mampu mendapatkan suntikan dana.

Gabriel menuturkan bahwa sebenarnya prospek industri kripto bisa lebih baik di tahun depan. Mata uang kripto yang populer yakni Bitcoin (BTC) bahkan berpotensi merangkak naik ke level US$ 30.000.

Baca Juga: Ramalan Warren Buffett 5 Tahun Lalu: Kripto Akan Berakhir Buruk

Hal itu mempertimbangkan pergerakan harga Bitcoin saat ini yang sudah berada di area US$ 12.000-US$ 14.000. Area tersebut sudah dibawa fundamental dan dirasa menjadi harga yang pas untuk kembali masuk ke BTC.

Selain itu, jika skenarionya tidak ada black swan event atau peristiwa tak terduga yang memiliki pengaruh yang signifikan di pasar kripto maka industri kripto bakal pulih. Misalnya seperti potensi bangkrutnya Genesis yang bisa menahan harga Bitcoin tetap berada di area US$ 12.000 pada tahun 2023.

Adapun investor disarankan untuk mencermati mata uang kripto yang memiliki fitur stacking seperti Binance Coin (BNB) ataupun Axie Infinity (AXS). Sebab, dalam produk BNB stacking kelolaan Triv mampu memberikan dividen sekitar 4% per tahun dan hanya dengan periode lock up selama 7 hari.

Baca Juga: Perusahaan Kripto Voyager Akan Menjual Aset ke Binance.US Senilai US$ 1 Miliar

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×