Reporter: Anna Suci Perwitasari |
JAKARTA. PT ABM Investama Tbk (ABMM) memutuskan tidak akan membagikan dividen dari laba bersih tahun buku 2011. Dari total laba bersih senilai Rp 415,74 miliar, sebanyak Rp 414,74 miliar bakal menjadi akun saldo laba dan sisanya Rp 1 miliar disisihkan menjadi dana cadangan.
Hal ini telah disetujui rapat umum pemegang saham tahunan (RUPSLB) yang diselenggarakan hari ini, Kamis (31/5). Tidak adanya pembagian dividen ini memang sesuai dengan Prospektus IPO ABM, di mana perusahaan akan mulai membagikan dividen dari laba bersih tahun buku 2012. Sehingga laba bersih tahun lalu akan digunakan untuk pengembangan usaha termasuk memperkuat permodalan seluruh anak perusahaan. Anak perusahaan ditargetkan akan tumbuh secara eksponensial dalam lima tahun mendatang.
“Laba bersih tersebut akan kami gunakan untuk memperkuat bisnis semua anak perusahaan, struktur permodalan dan kas internal. Dengan demikian, kami mendapat keleluasaan pendanaan untuk menyokong ekspansi bisnis anak usaha dan meningkatkan pertumbuhan pendapatan ABM di tahun 2012,” terang Presiden Direktur ABMM Andi Djajanegara.
Sebagai catatan, sepanjang tahun 2011 laba ABMM melonjak 226% dibandingkan pencapaian tahun 2010 sebesar Rp 127,32 miliar. Lonjakan pertumbuhan laba tersebut ditopang oleh peningkatan penjualan sebesar 47,70% atau Rp 6,62 triliun pada tahun 2011, dibandingkan pencapaian pada periode yang sama tahun 2010 sebesar Rp 4,48 triliun.
Segmen kontraktor pertambangan telah memberikan kontribusi yang besar dengan kontribusi Rp 2,96 triliun atau 44% terhadap pendapatan konsolidasi ABMM.
Posisi kas dan setara kas pada tanggal 31 Desember 2011 Rp 1,7 triliun atau melejit 285,34% dibandingkan pencapaian 2010 sebesar Rp 433,04 miliar. Posisi aset ABMM pada 31 Desember 2011 pun meningkat signifikan 102,10% menjadi Rp 9,88 triliun dari posisi Desember 2010 sebesar Rp 4,89 triliun.
“Untuk menopang target tersebut, ABM telah menganggarkan belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar US$ 335 juta. Dana tersebut bersumber 30% dari kas internal, dan sisanya 70% dari pinjaman perbankan, sehingga retained earning yang kami lakukan saat ini akan memperkuat struktur permodalan dan meringankan beban Perseroan dalam pencarian pinjaman," tambah Direktur Keuangan ABMM Willy Adipradhana.
Belanja modal tersebut akan digunakan untuk membiayai operasional anak perusahaan. Pertambangan batubara tahun ini dianggarkan mendapat capex sebesar US$ 62 juta, unit usaha kontraktor pertambangan sekitar US$ 119 juta, jasa solusi kelistrikan US$ 62 juta, dan integrated logistik terintegrasi US$ 73 juta dan engineering services sebesar US$ 19 juta.
“Fokus Perseroan di tahun 2012 adalah memastikan ekspansi perusahaan berjalan dengan lancar dan sesuai dengan rencana melalui investasi dan kerja sama strategis untuk memastikan pertumbuhan yang berkesinambungan,” pungkas Willy.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News