kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.476.000   8.000   0,54%
  • USD/IDR 15.855   57,00   0,36%
  • IDX 7.134   -26,98   -0,38%
  • KOMPAS100 1.094   -0,62   -0,06%
  • LQ45 868   -3,96   -0,45%
  • ISSI 217   0,66   0,31%
  • IDX30 444   -2,90   -0,65%
  • IDXHIDIV20 536   -4,36   -0,81%
  • IDX80 126   -0,06   -0,05%
  • IDXV30 134   -2,14   -1,58%
  • IDXQ30 148   -1,23   -0,83%

Gas alam menguat 31% sepanjang tahun ini


Selasa, 27 Desember 2016 / 17:25 WIB
Gas alam menguat 31% sepanjang tahun ini


Reporter: Wuwun Nafsiah | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Harga gas alam terus melaju di sepanjang tahun 2016 dengan mencatat kenaikan hingga 31%. Pergerakan harga gas alam seiring dengan kenaikan harga minyak dan batubara.

Mengutip Bloomberg, Selasa (27/12) pukul 15.30 WIB, harga gas alam kontrak pengiriman Januari 2017 di New York Mercantile Exchange menguat 3% ke level US$ 3,772 per mmbtu dibanding sehari sebelumnya. Angka ini merupakan yang tertinggi sejak Januari 2015. Sepanjang tahun ini, gas alam menguat 31,3%.

Direktur Utama PT Garuda Berjangka, Ibrahim mengatakan, penguatan harga gas alam sepanjang tahun ini didukung oleh kondisi fundamental yang cukup positif. Musim dingin di sebagian wilayah dunia membuat permintaan gas alam terus meningkat guna memenuhi kebutuhan pemanas ruangan.

"Menjelang akhir tahun ini, gas alam juga mendapat dukungan dari kenaikan harga minyak mentah dunia serta batubara," ujarnya.

Harga minyak mentah melaju ke atas US$ 50 per barel setelah produsen OPEC dan non OPEC sepakat melakukan pembatasan produksi. Sedangkan harga batubara sempat menembus level US$ 100 per metrik ton lantaran China melakukan pembatasan produksi. Imbasnya, harga gas alam terus memanas di tengah tekanan penguatan dollar AS.

Kondisi tersebut berbeda dengan akhir tahun lalu, dimana laju harga gas alam tertahan oleh penguatan dollar AS lantaran kenaikan suku bunga The Fed. Bahkan efek kenaikan suku bunga The Fed terus membayangi harga gas alam hingga kuartal pertama tahun ini.

Gas alam mencatat level terendah setidaknya sejak tahun 2008 di US$ 2,540 per mmbtu pada 25 Februari lalu. "Pada saat itu harga batubara dan minyak masih rendah. Gas alam minim dukungan di tengah kondisi oversupply," imbuh Ibrahim.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek)

[X]
×