kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Gas alam dilingkupi katalis positif


Selasa, 12 April 2016 / 14:42 WIB
Gas alam dilingkupi katalis positif


Reporter: Namira Daufina | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Harga gas alam mencoba pulih seiring dengan rilis laporan produksi di Amerika Serikat yang merosot dan prediksi cuaca yang lebih dingin. Hanya saja dugaan analis ini belum akan merubah tren pergerakan yang masih bearish.

Mengutip Bloomberg, Selasa (12/4) pukul 12.40 WIB harga gas alam kontrak pengiriman Mei 2016 di New York Mercantile Exchange melesat 0,78% ke level US$ 1,927 per mmbtu dibanding hari sebelumnya. Meski demikian, dalam sepekan terakhir harga gas alam sudah tergerus 1,38%.

Ibrahim, Direktur PT Garuda Berjangka memaparkan saat ini memang katalis di pasar sedang positif bagi harga. Paling jelas terlihat karena naiknya harga minyak mentah dunia, maka harga gas alam pun ikut melambung.

“Selanjutnya ada laporan dugaan penurunan produksi. Ini sinyal yang bagus bagi harga mengingat selama ini pasokan terlampau tinggi,” jabar Ibrahim.

Berdasarkan laporan Energy Information Administration (EIA) memproyeksi produksi gas alam AS dari tujuh pertambangan gas alam terbesarnya April 2016 turun 491 juta kaki kubik menjadi 45,92 miliar kaki kubik. Dibanding bulan sebelumnya yang mencapai 46,42 miliar kaki kubik.

Laporan ini melingkupi tambang gas alam di Bakken, Eagle Ford, Haynesville, Marcellus, Niobrara, Permian, dan Utica. Dugaan produksi yang menurun ini semakin jadi amunisi bagi pergerakan harga gas alam sebab datang bersamaan dengan prediksi cuaca yang lebih sejuk di wilayah Timur Amerika Serikat.

Menilik perkiraan cuaca dari MDA Weather Services, cuaca dingin yang tidak biasa akan menyelimuti wilayah timur AS dalam lima hari mendatang. Tidak hanya itu, 48 negara bagian AS lainnya juga diprediksi akan bercuaca lebih dingin sepanjang 16-26 April mendatang.

"Hal ini mendukung harga untuk terus lanjutkan kenaikan untuk jangka pendek," kata Ibrahim.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×