Reporter: Nur Qolbi | Editor: Wahyu T.Rahmawati
Bernada serupa, Analis Jasa Utama Capital Sekuritas juga berpendapat, dana talangan untuk modal kerja dari pemerintah bakal membantu kedua emiten ini. "Jika pemerintah tidak memberikan dana talangan, maka kemungkinan perusahaan dapat bangkrut karena tidak dapat membayar utang yang jatuh tempo," kata Chris.
Berdasarkan laporan keuangan per September 2019, Krakatau Steel mencatatkan total liabilitas jangka pendek sebesar US$ 1,03 miliar. Beberapa diantaranya ada pinjaman jangka pendek sebesar US$ 476,9 juta dan pinjaman jangka panjang yang jatuh tempo dalam satu tahun US$ 125,13 juta.
Terkait dengan harga sahamnya, Chris memperkirakan, kedua saham ini berpeluang menguat kembali karena kekhawatiran investor atas gagal bayar utang tidak terjadi. Chris memasang target harga untuk GIAA di level Rp 250 per saham dan KRAS Rp 220 per saham.
Baca Juga: Terima SE Menteri BUMN, Dirut Krakatau Steel Silmy: Kami siap operasi penuh!
Per Jumat (15/5), harga saham GIAA adalah Rp 224 per saham dan KRAS Rp 175 per saham. Saat pemberitaan mengenai dana talangan ini muncul, harga saham GIAA dan KRAS memang sempat berada di zona hijau, tetapi kembali turun pada akhir perdagangan pekan lalu.
Dimas menambahkan, secara teknikal, selama saham GIAA selama di atas Rp 220 per saham, maka target harganya dapat mencapai Rp 260 per saham. Analis Panin Sekuritas William Hartanto juga menilai, rencana dana talangan dari pemerintah ini dapat menjadi sentimen positif untuk jangka pendek.
"Kenaikan lanjutan saham-saham tersebut ditentukan dari pemaparan emiten terhadap penggunaan dana talangan itu," kata William. Ia memprediksi, GIAA berpotensi menguat ke level Rp 250 per saham dan KRAS Rp 200 per saham.
Baca Juga: Pemerintah kucurkan Rp 318 triliun untuk pulihkan ekonomi nasional, ini peruntukannya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News