kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Gara-gara corona, sejumlah emiten pendatang baru pangkas target pendapatan


Rabu, 15 April 2020 / 21:33 WIB
Gara-gara corona, sejumlah emiten pendatang baru pangkas target pendapatan
ILUSTRASI. Pandemi corona membuat beberapa emiten memangkas target kinerja keuangan tahun ini.


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penyebaran virus corona (Covid-19) tidak hanya menghambat rencana bisnis emiten. Lebih lanjut, pandemi ini juga membuat beberapa emiten memangkas target kinerja keuangan tahun ini, termasuk emiten-emiten yang baru melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Salah satunya adalah PT Makmur Berkah Amanda Tbk (AMAN). Emiten yang melantai di bursa pada 13 Maret 2020 tersebut merevisi target pendapatan tahun ini dari semula Rp 120 miliar menjadi hanya sebesar Rp 90 miliar seiring dengan penyebaran Covid-19.

Namun, Direktur Utama Makmur Berkah Amanda Adi Saputra Tedja Adi Surya mengatakan hingga saat ini AMAN belum memiliki niat untuk merevisi kembali target pendapatan tersebut. “Sampai saat ini belum ada revisi. Kami juga wait and see dengan aksi pemerintah,” ujar Adi kepada Kontan.co.id, Rabu (15/4).

Baca Juga: Penundaan ekspansi emiten pendatang baru saat corona jadi pilihan tepat

Hal serupa juga dialami oleh emiten pendatang baru lainnya, yakni PT Putra Rajawali Kencana Tbk (PURA). Emiten yang mencatatkan sahamnya pada pada 29 Januari 2020 silam mengalami beberapa penundaan ekspansi bisnis, mulai dari penundaan pembelian 25 unit armada baru hingga penundaan perluasan pasar ke Wilayah Sumatera dan Bali.

Alhasil, Direktur Utama Putra Rajawali Kencana, Ariel Wibisono mengatakan pihaknya membuka opsi untuk memangkas target pendapatan dan laba kotor PURA untuk tahun ini. “Target kami berubah. Kami perlu melakukan penyesuaian target karena dampak Covid-19 ini,” ungkap Ariel kepada Kontan.co.id, Rabu (15/4).

Sebagai gambaran, awalnya PURA menargetkan mampu meraup pendapatan hingga Rp 188 miliar dengan laba kotor sekitar Rp 36 miliar.

Baca Juga: Era Mandiri (IKAN) dan Diamond Citra (DADA) sudah sepenuhnya menyerap dana IPO

Emiten yang bergerak di sektor properti lainnya, PT Diamond Citra Propertindo Tbk (DADA) juga membuka peluang untuk merevisi target marketing sales dan kinerja keuangan untuk tahun ini. “Kondisi Covid-19 seperti saat ini kami harus revisi target karena memukul industri properti,” ujar Direktur Utama Diamond Citra Propertindo Adam Bilfaqih kepada Kontan.co.id, hari ini (15/4).

Sebagai pengingat, setelah resmi menyandang sebagai perusahaan terbuka pada 14 Februari 2020 lalu, DADA masih optimis membidik marketing sales hingga Rp 250 miliar tahun ini. Kala itu, DADA juga masih yakin bisa mengantongi pendapatan hingga Rp 100 miliar dengan target laba bersih hingga Rp 30 miliar.

Baca Juga: Ekspansi Putra Rajawali Kencana (PURA) terhambat gara-gara corona

Analis menilai saham-saham emiten yang baru saja melantai di BEI masih ada yang menarik. Meski demikian, Analis Sucor Sekuritas Hendriko Gani menilai investor perlu mencermati saham-saham ini sebelum memutuskan untuk melakukan trading.

Secara teknikal, saham PT Ashmore Asset Management Indonesia Tbk (AMOR), PT Diamond Food Indonesia Tbk (DMND), PT Royalindo Investa Wijaya Tbk (INDO), dan saham PURA diperdagangkan dalam kondisi sideways.

Saham PT Cisadane Sawit Raya Tbk (CSRA) dan saham PT Bank Amar Indonesia Tbk (AMAR) diperdagangkan downtrend. Sementara saham PT Perintis Triniti Properti Tbk (TRIN) dan saham DADA saat ini diperdangkan dalam kondisi uptrend.

Baca Juga: Mandiri Sekuritas sebut wabah corona membuat calon emiten cenderung wait and see

“Yang cukup menarik adalah yang uptrend dan diperdagangkan likuid,” ujar Hendriko kepada Kontan.co.id, Rabu (15/4). Selain itu,perlu diperhatikan juga beberapa saham seperti AMOR, DMND, INDO dan AMAR diperdagangkan tidak likuid dengan transaksi perdagangan harian rata-rata di bawah Rp 1 miliar.

Hendriko melanjutkan, investor bisa melakukaan trading di saham-saham tersebut. Namun, investor harus tetap memperhatikan likuiditas dari dana yang hendak diinvestasikan.

Sementara itu, Analis Panin Sekuritas William Hartanto menilai saham AMOR sebenarnya cukup menarik. Namun karena AMOR masih tergolong pendatang baru maka prospeknya masih meraba-raba. “Saran saya wait and see,” tutup William.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×