Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pandemi virus corona (Covid-19) yang belum mereda membuat beberapa emiten minyak dan gas (migas) gagal tancap gas tahun ini. Berkaca pada penurunan harga minyak dunia, sejumlah emiten migas memutuskan untuk merevisi target kinerja tahun ini.
Direktur Utama PT Radiant Utama Interinsco Tbk (RUIS) Sofwan Farisyi mengamini adanya potensi penurunan kinerja yang akan dialami oleh RUIS akibat Covid-19. Sofwan mengatakan, berdasarkan prediksi awal diperkirakan terdapat potensi penurunan pendapatan di kisaran 15%-17%.
Namun RUIS masih terus melakukan pemantauan dari setiap kontrak, termasuk hasil renegosiasi beberapa kontrak dengan klien. Dus, hasil pasti dari proyeksi kinerja ini akan diungkap pasca Lebaran atau di akhir kuartal II-2020.
Baca Juga: Simak strategi Radiant Utama (RUIS) mempertahankan kinerja di tengah pandemi corona
Hal yang sama juga terjadi pada PT Ginting Jaya Energi Tbk (WOWS). Salah satu dampak dari pandemi ini adalah penghentian sebagian operasional dengan perkiraan lebih dari tiga bulan. Hal ini sehubungan dengan efisiensi yang dijalankan oleh PT Pertamina terhadap operasionalnya sebesar 30%. Dus, hal ini berdampak pada negosiasi nilai kontrak yang sedang berjalan.
Selain itu, semua kontrak baru juga ditunda oleh Pertamina dan untuk sementara tidak ada perpanjangan kontrak yang telah jatuh tempo. Dengan demikian, perkiraan penurunan total pendapatan (konsolidasi) untuk periode yang berakhir per 31 Maret 2020 sebesar kurang dari 25%. Sementara perkiraan penurunan laba (rugi) bersih (konsolidasi) untuk periode yang berakhir per 31 Maret 2020 diperkirakan lebih dari 75%.
Pandemi Covid-19 juga berdampak pada pemenuhan kewajiban keuangan jangka pendek WOWS dengan nilai total Rp 12 miliar, yakni pada pemenuhan kewajiban pokok dan bunga utang.
Baca Juga: Kinerja Ginting Jaya Energi (WOWS) tahun ini terpukul pandemi corona
CEO PT Medco Energi Intenasional Tbk (MEDC) Roberto Lorato mengatakan, tren penurunan harga minyak akan berdampak pada tertekannya kinerja MEDC dalam jangka pendek. Meski begitu, Roberto menilai harga minyak dunia saat ini masih berpeluang untuk rebound.
“Sebagai perusahaan migas, jika sumber pendapatan kami menurun karena harga jualnya juga turun, kinerja keuangan MEDC pasti terdampak dalam jangka pendek,” ujar Roberto dalam webinar yang digelar Selasa (19/5).
Bukan hanya kinerja, para emiten migas ini juga membuka opsi merevisi alokasi belanja modal atau capital expenditure (capex) untuk tahun ini. MEDC misalnya, memangkas belanja modal yang semula sebesar US$ 340 juta menjadi hanya sebesar US$ 240 juta.
Baca Juga: Berikut rencana bisnis Medco Energi (MEDC) pada tahun 2020
Sementara PT Elnusa Tbk (ELSA) masih mengkaji ihwal besaran capex hasil revisi untuk tahun ini. Wahyu Irfan, Head of Corporate Communications Elnusa mengatakan sampai saat ini emiten pelat merah tersebut belum memutuskan berapa besar alokasi capex hasil revisi.
Sebagai informasi, awalnya anak usaha PT Pertamina ini menganggarkan capex hingga Rp 1,4 triliun. Penggunaan capex tahun ini difokuskan untuk investasi yang mendukung pertumbuhan serta menjaga kapasitas yang sudah ada. Adapun investasi yang mendukung pertumbuhan antara lain fabrikasi hydraulic workover unit (HWU) dan investasi infrastruktur hilir.
Baca Juga: Elnusa (ELSA) menyerap capex Rp 200 miliar di kuartal pertama 2020
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News